ChanelMuslim.com – Kenapa doa tidak dikabulkan? Sebagian manusia menganggap ini adalah kenyataan yang nampaknya tidak mengenakkan di tengah janji-Nya bahwa Dia akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya. Tetapi hal ini memang ada, kenapa bisa terjadi? Apa yang harus dievaluasi?
Oleh: Ustaz Farid Nu’man Hasan
Kenapa Doa Tidak Dikabulkan
Ada banyak sebab doa kita ditolak, di antaranya sebagai berikut.
Makan dan Minum dari yang Haram
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, dia berkata:
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan, seorang laki-laki yang panjang perjalanannya, berambut kusut, berdebu, dan menengadahkan tangannya ke langit:
“Ya Rabb .. Ya Rabb .., tetapi dia suka makan yang haram, minum yang haram, pakaiannya juga haram, dan dikenyangkan dengan yang haram. Maka, bagaimana doanya bisa dikabulkan?” (HR. Muslim No. 1015)
Tergesa-gesa dalam Berdoa
Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, dia berkata:
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Doa salah seorang di antara kalian pasti akan dikabulkan selama dia tidak tergesa-gesa, yaitu dia mengatakan: Saya sudah berdoa akan tetapi belum dikabulkan.” (HR. Bukhari No. 6340)
Bukan hanya itu, dia juga tidak menjaga adab-adab doa yang lainnya.
Meninggalkan Kewajiban
Dari Huzaifah Radhiallahu Anhu dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam beliau bersabda,
“Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian harus betul-betul memerintahkan kepada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar,
“kalau tidak, maka betul-betul dikhawatirkan Allah akan menjatuhkan kepada kalian semua siksaan dari-Nya, kemudian kalian berdoa kepada-Nya akan tetapi Dia tidak mengabulkannya.” (HR. At Tirmidzi No. 2169, kata At Tirmidzi: hasan)
Hadits ini menyebutkan bahwa meninggalkan salah satu kewajiban agama yakni kewajiban untuk amar ma’ruf nahi munkar (mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran), merupakan salah satu penyebab ditolaknya doa.
Menjalankan Larangan dan Maksiat
Inilah keanehan manusia. Ketika mereka membutuhkan sesuatu atau dalam keadaan sulit, mereka mencari-cari Tuhannya, mereka memohon dan menangis, serta mengakui semua kesalahan dan kelemahannya.
Akan tetapi, ketika kesulitan hilang, mereka melupakan-Nya dan kembali bermaksiat kepada-Nya. Bagaimana yang seperti ini dikabulkan doanya?
Ada jawaban sangat bagus dari Imam Ibrahim bin Adham Rahimahullah atas pertanyaan ini. Ketika beliau ditanya kenapa doa tidak dikabulkan dia menjawab:
1. Seseorang yang meyakini adanya Allah azza wa jalla tetapi ia tidak menunaikan hak-hak-Nya.
2. Seseorang yang telah membaca (mengerti) kitab Allah azza wa jalla tetapi tidak mengamalkanya.
3. Seseorang yang mengetahui bahwa syetan adalah musuhnya yang nyata, tetapi ia justru mengikuti langkah-langkahnya.
4. Seseorang yang mengaku mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tetapi meninggalkan atsar dan sunnahnya.
5. Seseorang yang mencita-citakan masuk surga namun meninggalkan amalan – amalan masu k surga.
6. Seseorang mengatakan takut adzab neraka, tetapi ia tidak berhenti melakukan dosa dan maksiat.
7. Seseorang yang yakin tentang kepastian datangnya ajal, tetapi ia tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
8. Seseorang yang sibuk dengan aib dan cacat orang lain, tetapi ia melupakan cacat dan aibnya sendiri.
9. Seseorang yang makan rizki Allah, tetapi tidak mensyukurinya.
10. Seseorang yang mengubur orang mati, tetapi ia tidak mengambil pelajaran dari padanya.
Baca Juga: Allah Mengabulkan Doa Orangtua untuk Anaknya
Allah azza wa jalla sedang menguji hamba-Nya
Sebenarnya Allah azza wa jalla punya banyak cara untuk menguji keimanan hamba-Nya, di antaranya dengan tidak dikabulkannya doa, khususnya di dunia. Apakah dengan itu dia semakin beriman atau justru lari dari-Nya.
Hamba yang mukmin dan shabirin (sabar) akan meyakini bahwa Allah azza wa jalla punya rencana lain untuknya, dan itu pasti lebih baik.
Sebab Dia lebih tahu dibanding hamba-Nya sendiri tentang apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Hamba minta A, Allah azza wa jalla memberinya B, dan B itu ternyata lebih baik baginya.
Atau, Allah azza wa jalla menundanya sebagai ujian kesabaran dan sekaligus memang itulah momen yang pas baginya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah (2): 216)
Wallahu a’lam.[ind]