oleh: Sirat Rizhqi (ibu dari 5 anak)
ChanelMuslim.com–Hidup adalah rangkaian beramal sholih hingga bertemu dengan Allah subhanahu wata’ala. Maka seorang istri harus memastikan kehidupannya adalah kehidupan yang baik sesuai tuntunan Allah dan rasul-Nya. Karena tanpa tuntunan tersebut seorang istri mustahil melakukan amal terbaik dalam menjalankan perannya.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda tentang keutamaan menjadi seorang istri.
عن عبد الرحمن ابن عوف قال قال رسول الله
لي الله عليه وسلم : اذا صلت المرأة
خمسها وصامت شهرها وحفظت فرجها واطاعت
زوجها قيل لها ادخلي الجنة من اي ابواب
الجنة
Dari Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw; bila seorang wanita menjalankan shalat yang lima waktu, menjalankan puasa ramadan, menjaga kehormatannya, serta berbakti pada suaminya, maka dikatakan kepadanya, silakan masuk ke dalam surga dari pintu surga yang mana saja.
Pelajaran yang bisa diambil dari hadist ini
1. Dengan menjaga amalan fardhu, seorang istri bisa masuk surga dari pintu mana saja.
2. Seorang istri yang menjaga kehormatannya maka surga balasannya.
3. Baktinya seorang istri kepada suami dalam rangka ketaatannya kepada Allah akan memasukkannya ke dalam surga.
Apa puncak kesuksesan seorang istri?
Puncak kesuksesan seorang istri adalah ketika ia mendapatkan ridho suaminya. Sebelum seorang muslimah menikah maka ketaatannya setelah Allah adalah pada orang tuanya. Dan ketika seorang muslimah sudah menikah maka ketaatan setelah pada Allah adalah kepada suaminya.
Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ
وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ
الْجَنَّةَ
“Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Ulama menyampaikan hadist ini bermakna apabila seorang istri memperhatikan kewajibannya kepada suaminya dengan baik sehingga suaminya ridho maka Allah akan meridhoinya dan memberikan ampunan.
Inilah puncak kesuksesan seorang istri. Maka pastikan baik seorang istri berpenghasilan atau tidak berpenghasilan ia mendapat ridho suaminya. Baik ia punya anak atau belum punya anak, ia mendapatkan ridho suaminya.
Apabila suami tidak ridha, Allah pun tidak ridha. Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ
رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى
فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ
كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا
عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan terhadapnya), maka penghuni langit murka kepadanya hingga suaminya ridha kepadanya.” (HR. Bukhari no. 5194 dan Muslim no.1436)
Bahkan, apabila suami marah bisa mengakibatkan tertolaknya shalat, puasa, bacaan alquran dan ibadah lainnya yang dilakukan oleh sang istri. Wal iyyadzubillaah. Sebagaimana sabda Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada hadits riwayat Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhumaa,
ثَلَاثَةٌ لَا تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ
فَوْقَ رُءُوسِهِمْ شِبْرًا رَجُلٌ
أَمَّ قَوْمًا وَهُمْ لَهُ كَارِهُونَ
وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا
عَلَيْهَا سَاخِطٌ وَأَخَوَانِ
مُتَصَارِمَانِ
“Ada tiga kelompok yang shalatnya tidak terangkat walau hanya sejengkal di atas kepalanya (tidak diterima oleh Allah). Orang yang mengimami sebuah kaum tetapi kaum itu membencinya, istri yang tidur sementara suaminya sedang marah kepadanya, dan dua saudara yang saling mendiamkan (memutuskan hubungan).” (HR. Ibnu Majah I/311 no. 971 dan dihasankan oleh Al-Albani dalam Misyakatul Mashabih no. 1128)
Bagaimana seorang istri mendapatkan ridho suaminya?
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda:
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ فِي
الْجَنَّةِ؟قُلْنَا بَلَى يَا رَسُوْلَ
الله كُلُّ وَدُوْدٍ وَلُوْدٍ، إِذَا
غَضِبَتْ أَوْ أُسِيْءَ إِلَيْهَا أَوْ
غَضِبَ زَوْجُهَا، قَالَتْ: هَذِهِ
يَدِيْ فِي يَدِكَ، لاَ أَكْتَحِلُ
بِغَمْضٍ حَتَّى تَرْضَى
“Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi
subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah hadits no. 3380)
Hadist ini mengandung pelajaran hendaknya seorang istri memperhatikan akhlaknya di depan suaminya. Dalam hadist disebutkan ia segera meminta maaf, meminta kerelaan suaminya atas kesalahannya. Sifat lembut yang terus dilatih hingga muncul sensitivitas ketika ada isyarat suaminya tidak ridho.
Di antara cara meraih ridho suami yang lain adalah bersyukur dengan pemberian suami.
Karena tidak akan diterima syukur seorang istri kepada Allah sebelum ia bersyukur kepada suaminya.
Imam Ahmad rahimahullah menyampaikan perempuan adalah makhluk yang paling cepat lupa kebaikan-kebaikan suami.
Satu kesalahan yang dilakukan suami membuat seolah suami tidak pernah
melakukan kebaikan. Nauzubillah.
النار فلم أر منظرا كاليوم قط ورأيت أكثر
أهلها النساء قالوا: بم يا رسول الله ؟
قال بكفرهن قيل أيكفرن بالله ؟ قال: يكفرن
العشير ويكفرن الإحسان لو أحسنت إلى
إحداهن الدهر كله ثم رأت منك ما تكره قالت
ما رأيت منك خيرا قط
“Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya, ‘Mengapa (demikian) wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam?’ Beliau shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, ‘Karena kekufuran mereka.’ Kemudian ditanya lagi, ‘Apakah mereka kufur kepada Allah?’ Beliau menjawab, ‘Mereka kufur terhadap suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari, no. 105 2 , dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma)
Wahai para istri, perhatikanlah ibadahmu, akhlakmu dan pelayananmu kepada suamimu. Perhatikanlah hak-hak suami dan kewajibanmu sembari menunggu dipenuhinya hak-hakmu olehnya. Karena di situlah surga dan nerakamu.
Terkadang didapati seorang suami mampu memenuhi hak istri 100%, 80%, 50% bahkan kurang dari itu. Tetaplah berbakti dengan sabar.[ind]