SEORANG istri sangat mudah masuk surga jika diridhoi oleh suaminya, berdasarkan dalil berikut ini:
“Perempuan mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Oleh sebab itu, penting bagi seorang istri untuk meminta ridho kepada suaminya agar ia mudah masuk ke dalam surga.
Namun, jika suaminya tidak ridho karena kecewa istrinya tidak menjalankan kewajibannya, maka akan sulit bagi seorang istri untuk masuk ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di sisi lain, seorang suami yang baik adalah yang mudah memberikan ridho kepada istrinya.
Tidak suka mengancam bahwa ia tidak ridho kepada istrinya.
Bahkan ancaman tersebut diulang-ulang setiap terjadi pertengkaran rumah tangga dan dijadikan senjata untuk menekan istrinya agar diam dan takut menasehati suaminya.
Jadilah Suami yang Mudah Memberi Ridho kepada Istri
Apakah tega seorang suami mempersulit istrinya untuk masuk surga dengan tidak meridhoinya?
Padahal istrinya telah melahirkan dan mengasuh anak-anaknya?
Padahal istrinya mau bersamanya dalam suka dan duka selama puluhan tahun usia pernikahan?
Seorang suami yang baik tentu tidak akan menuntut kesempurnaan dari istrinya karena istri pasti punya kekurangan.
Suami juga punya kekurangan, bahkan mungkin kekurangannya lebih banyak daripada kekurangan istrinya.
Oleh karenanya, walau istri mempunyai kekurangan dalam melaksanakan kewajiban maka maafkanlah ia dan berikanlah ridho kepada istri.
Bukankah engkau sebagai suami juga tidak sempurna dalam menjalankan kewajiban?
Renungkan ayat al Qur’an berikut ini:
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (Qs. 3 ayat 134).
Baca juga: Ridho Mertua Adalah Ridho Suami
Jika Allah menyukai orang-orang yang memaafkan, tentu yang lebih berhak mendapatkan maaf adalah orang-orang yang terdekat dengan kita, termasuk istri.
“Wahai orang-orang yang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa. Dan janganlah kamu MENYUSAHKAN mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian, jika kamu tidak menyukai mereka, (BERSABARLAH) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. 4 ayat 19).
Kadang kita harus bisa menerima sesuatu yg tidak menyenangkan.
Namun ia sesungguhnya adalah kebaikan yang tersembunyi. Ini kan masalah kita yang tidak tahu tapi Allah lah yang Maha tahu.[Sdz]
Sumber: Madrasatuna