ChanelMuslim.com – Indonesia kembali berduka. Gempa yang disusul tsunami menghantam Sulawesi. Saat ini ada empat daerah yang terdampak paling parah setelah gempa dan tsunami mengguncang Palu dan Donggala. Yakni Kabupaten Donggala, Kota palu, Kabupaten Parigi Moutong dan Mamuju Utara.
Para keluarga di luar Palu, Donggala dan Mamuju mengalami masa-masa panik ketika berita tentang bencana itu tersiar di media. Mereka mencari tahu kabar keluarga yang tinggal di sana. Beberapa memanfaatkan media sosial. Ada kisah seorang kakak yang mencari adik dan keluarga di daerah Donggala. Ada seorang suami yang mencari istri dan ketiga anaknya.
Begitu yang dialami Rida, seorang praktisi Pendidikan yang tinggal di Bogor. Begitu tersiar kabar bencana gempa dan tsunami di Donggala, ia segera menghubungi adiknya Ratih yang tinggal di Donggala. Beberapa waktu tidak dapat kabar berita, Rida dan keluarga tak henti-hentinya berdoa dan mencari informasi bahkan via media sosial.
“Alhamdulillah tadi terhubung dengan iparku Didi Sohar. Semua keluarga di Donggala sudah mengungsi di kawasan pegunungan. Makanan aman. Sudah bawa dari rumah. Mungkin karena gempa kecil sudah terasa dari mulai 22 September 2018 jadi sudah dipersiapkan. Pusat gempa memang di daerah mereka di Donggala dan Mamuju tapi tsunaminya terjadi di Palu. Hanya gelombangnya saja ke pantai Donggala.” Begitu tulisan Rida di akun facebooknya. “Terima kasih ya Allah. Kemewahan lagi saya mendengar ini saat buka hape di rumah mama sore tadi. Jadi kami panik bersama, nangis bersama. Alhamdulillah ya Allah atas karunia ini. Kami ikhlas … Kami pasrah.” Lanjutan curhatan Rida.
Lain lagi dengan yang dialami oleh Taufik Dharmawan, seorang warga Palu yang saat kejadian tengah meninggalkan keluarganya untuk bertugas di Morowali. Ketika mendengar bencana yang terjadi di palu ia segera pulang ke Palu karena istrinya, Salina tidak bisa dihubungi. Di tengah hati yang dicekam berbagai rasa ia harus menghadapi kenyataan bandara yang ditutup. Dia pun mengambil jalur darat. Cobaan tidak berhenti sampai di sini. lewat jalur darat pun banyak sekali hambatannya seperti tebing yang longsor. Dia melakukan perjalanan hingga 20 jam untuk menemui rumahnya yang luluh lantak dan keluarga yang entah ada di mana.
Takdir Allah akhirnya memisahkan dia dengan istrinya yang ditemukan sudah meninggal. Ketiga anaknya pun sempat belum di temukan. Informasi hari ini, kedua anaknya sudah ditemukan. Namun anak bungsu mereka yang berusia delapan bulan belum ditemukan.
Sesungguhnya duka yang dialami bukan hanya milik perseorangan atau satu keluarga tertentu. Duka kehilangan akan bencana ini milik semua umat manusia. Sejatinya bencana ini adalah sebuah peringatan dari Allah. bukan hanya untuk yang mengalaminya, tapi untuk kita semua agar kembali kepada Allah dan senantiasa memohon ampunan dari-Nya. (MAY)