ChanelMuslim.com- Jika merayu dan menggoda bernilai dosa saat dialamatkan ke yang salah, maka akan bernilai pahala jika ditujukan ke yang benar. Suami yang pandai merayu istri, asalkan tidak terlalu gombal, akan sangat disukai istri. Begitu sebaliknya: istri yang pandai menggoda suami akan bikin suami betah di rumah.
Dunia suami istri selalu terikat dalam satu kata: keseimbangan. Jika satu pihak kelebihan energi akan terbagi ke pihak yang lain, begitu pun sebaliknya jika yang satunya dalam posisi kekurangan.
Aliran energi untuk membentuk keseimbangan ini terus bergerak secara alami. Kadang ke pihak suami, kadang ke istri. Terjadinya kekurangan energi di satu pihak lebih karena adanya dinamika dalam kehidupan. Adakalanya istri merasa perlu asupan suami, begitu juga sebaliknya, bergantung sebesar apa gesekan atau bahkan benturan yang mereka alami dalam dunia nyata masing-masing.
Pada saat kekurangan energi itulah, suami atau istri sangat membutuhkan energi dari pasangannya. Misalnya, perlu perhatian dalam bentuk belaian, rangkulan, atau hanya sekadar menyimak curhatan.
Bahkan secara alami, di luar gesekan dan benturan dengan dunia luar, setiap saat, ada tarikan energi antara suami dan istri. Yaitu, adanya kebutuhan biologis antara pria dan wanita.
Dalam kebutuhan alami ini, dosis masing-masing pihak boleh jadi berbeda. Hal ini sangat bergantung dengan keadaan diri masing-masing. Jika tingkat fantasi seksualnya sedang naik, saat itulah ia sedang membutuhkan salah satu energi dari pasangannya.
Ekspresinya bisa macam-macam. Ada yang langsung to the point, tapi hal ini sangat relatif. Terlebih jika keduanya berlatar belakang aktivis Islam atau sejenisnya. Umumnya, ekspresi terlihat dalam bentuk tatapan, ucapan, gerak-gerik dan seterusnya.
Dalam dinamika ekspresi inilah ruang-ruang untuk melakukan rayuan dan godaan menjadi terbuka lebar. Untuk memperlihatkan sinyal-sinyal kebutuhan biologis itu, suami melakukan rayuan, atau istri yang mengisyaratkan godaan.
Masalahnya, untuk mereka yang tidak terbiasa dengan dunia ekspresi rayuan dan godaan ini, rayuan dan godaan menjadi suatu hal yang paling merepotkan. Akan sama saja keadaannya, baik mereka yang tergolong pengantin baru atau pengantin lama.
Bayangkan jika ekspresi ini tidak dipahami dengan baik oleh pasangan, atau bahkan sampai adanya penolakan; eksesnya akan sangat fatal. Kebutuhan biologis itu seperti aliran air hujan, jika satu aliran terbendung, ia akan mencari aliran baru.
Jadi, ada dua hal yang harus segera dipelajari dan dilatih oleh masing-masing pihak, suami atau istri. Yaitu, bagaimana cara merayu dan menggoda, dan bagaimana memahami sinyal-sinyal rayuan dan godaan dari pasangannya.
Jangan sampai suami istri hanya terampil melakukan rayuan atau godaan yang merupakan kepentingan untuk dirinya, tapi tidak bisa memahami rayuan atau godaan yang datang dari pasangannya.
Beberapa tips berikut ini boleh jadi akan memberikan sedikit pengayaan untuk pasangan yang kadang low bat dalam soal rayuan dan godaan. Antara lain.
Apa yang dibutuhkan satu pihak dalam hal kebutuhan biologis, sebenarnya juga dibutuhkan oleh pasangan. Cuma masalahnya, tingkat sinyalnya yang berbeda. Salah satu pihak sudah sangat membutuhkan, tapi pasangan merasa biasa-biasa saja.
Karena itu, ekspresikan sinyal ini dengan cara yang paling halus tapi jelas. Jangan sampai sinyal yang disampaikan memang sangat romantis tapi tidak jelas apa maksudnya. Begitu pun sebaliknya, jangan sampai pesannya begitu jelas tapi terasa tidak romantis.
Memainkan ekspresi dalam dunia rayuan dan godaan ini memang butuh latihan. Tentu tidak dilakukan ke yang bukan pasangan yang sah. Semakin terampil merayu dan menggoda, semakin bagus hasil yang didapatkan. Atau, akan menjadi kepuasan bersama. Bukan kepuasan satu pihak saja, sementara pihak lainnya merasa menjadi beban.
Kedua, memainkan rayuan dan godaan ini tidak semata-mata ditujukan untuk kebutuhan biologis saja. Tapi, juga sebagai pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing pasangan. Dan dalam hal ini, nilai pahala juga menjadi hal yang juga sangat diperhitungkan.
Karena itu, kesabaran melakoni proses mengalirnya alur rayuan dan godaan menjadi nilai utama masing-masing pasangan. Hal ini penting karena tidak semua pihak berada dalam satu sinyal yang sama.
Jadi, kalau satu kali langkah hasilnya gagal, jangan terburu kecewa apalagi memainkan ekspresi ngambek. Sabar untuk terus mencoba dan mencoba.
Ketiga, pahami bahwa apa yang sedang dibutuhkan pasangan, dalam hal ini kebutuhan biologis, adalah kebaikan buat bersama.
Memahami kebutuhan pasangan ini akan menjadikan masing-masing pihak sebagai pelayan istimewa untuk pasangannya. Dan ini tidak selalu istri terhadap suami, suami pun harus menjadi pelayan yang baik untuk istrinya.
Contoh, suami yang terbiasa dengan urusan serius di tempat kerja: bisnis, politik, sosial, dan lainnya; jangan anggap sepele ekspresi kemanjaan istri di rumah. Seperti ingin dipijat suami, bahkan ingin mandi bareng, misalnya.
Di dunia ini, sosok pria mana yang lebih berat tugasnya melebihi Rasulullah saw. Namun, beliau saw. begitu senangnya menyambut istri untuk mandi bareng, balapan lari, menggendong istri, dan sejenisnya.
Keterampilan menangkap sinyal kebutuhan romantis dalam wujud rayuan dan godaan sangat perlu dimiliki. Jangan sampai, nauzubillah, ada yang butuh rayuan atau godaan dari luar rumah kita. (Mh/bersambung)