TUGAS suami yang dijelaskan dalam Al-Qur`an dan hadits menjadi pedoman bagi setiap suami dalam menjalankan bahtera rumah tangga. Islam telah memberikan konsentrasi luar biasa pada pernikahan.
Islam juga mendorong para muslim untuk menikah dan membangun keluarga yang sakinah. Keluarga sebagai inti dari pembangunan peradaban telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan generasi terdahulu.
Baca Juga: 5 Tugas Utama Seorang Suami Saat istri Sedang Hamil
4 Tugas Suami Menurut Qur`an dan Hadits
Namun gerak laju moderenitas perlahan menyingkirkan nilai-nilai dalam keluarga. Banyaknya anak muda yang menunda untuk menikah dan meningkatnya kasus perceraian dalam keluarga muslim sebagai indikasinya.
Ini juga sebagai indikator bagaimana kita, sebagai muslim tidak memahami dan menjalankan konsep Islam secara benar dan menyeluruh.
Suami sebagai tokoh penting dalam keluarga juga tidak berperan sebagaimana mestinya. Lalai terhadap tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga. Ada empat tugas suami menurut Al-Qur`an dan hadits.
1. Suami adalah penjaga Keluarga
Baik istri maupun suami, sama-sama mempunyai peran penting. Mereka adalah roda yang membuat kendaraan bekerja dengan baik.
Laki-laki diberi tanggung jawab yang lebih besar yang membuat mereka mempunyai peran yang lebih besar untuk menjaga keluarga mereka:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…(QS. An Nisaa: 34)
2. Suami harus mencintai istrinya dengan baik
Seorang pria harus memahami bahwa wanita yang ia nikahi juga memiliki hak, keinginan, kesempatan, dan hasratnya sendiri untuk menjadi separuh dari suaminya yang lebih baik.
Jangan terlalu mendikte. Ada baiknya membuat istri mampu mengembangkan dirinya sendiri sebagai seorang muslimah dengan baik.
Kunci dari baiknya sebuah keluarga adalah bagaimana cara pasangan memperlakukan pasangannya. Suami harus menganggap istrinya sebagai sahabatnya begitu juga sebaliknya.
Inilah persahabatan yang menentukan akhirat kita. Allah memihak cinta di antara pasangan yang sudah menikah untuk perbaikan kehidupan mereka:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Rum:21)
Suami harus memperlakukan istrinya dengan baik. Dalam Islam, memukul pasangan itu sepenuhnya ilegal. Namun dalam keseharian di masyarakat banyak terjadi penyimpangan, melakukan kekerasan kepada wanita baik fisik maupun verbal.
3. Menjadi suami siaga di masa kehamilan sang istri
Kehamilan bagi istri adalah hal yang luar biasa. Suami tidak bisa mengabaikan kondisi istri yang tengah hamil dengan dalih semua wanita pun mengalami kehamilan.
Jangan sampai terlontar kata cengeng atau pemalas sekalipun. Suami seharusnya memberi dukungan dan motivasi kepada istri di masa-masa kehamilannya. Ingatlah janin yang ada di dalam rahimnya, suamilah yang mempunyai andil juga.
Sebagaimana ditunjukkan oleh Imam as-Shadiq ra, “Makanan janin, disediakan oleh makanan yang ibu terima” – (Bihar al-Anwar) terlebih lagi, rezeki ini diberikan oleh pasangannya .
4. Membessarkan anak-anak bersama-sama
Dalam membesarkan anak-anak, ayah juga mempunyai tanggung jawab yang sama dengan istri. Sering kali masyarakat umum mengabaikan hal ini. Suami terkadang enggan untuk mengasuh anak.
Masih ada anggapan jika tugas suami hanya mencari nafkah saja. Padahal tugas suami lebih besar dari itu, mereka harus bisa memastikan anak-anak dan istrinya tercukupi nafkah lahir dan batinnya.
Jadi sangat tidak masuk akal seorang ibu yang sudah lelah mengasuh anak dan mengurus rumah tangga tidak dapat bantuan dari suaminya meski hanya membuatkan susu untuk anak dan istrinya. Dan juga sangat tidak masuk akal jika ada ayah yang mampu mengabaikan anaknya yang sedang menangis dan hanya berteriak memanggil istrinya untuk segera mengurus anaknya yang sedang menangis itu.
Islam tidak mengajarkan itu. Sudah menjadi kewajiban seorang suami untuk membantu istri yang akan menggenapkan setengah diennya itu.
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku.” (HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977)
[Maya/Cms]