SEKOLAH Rakyat merupakan program pendidikan alternatif yang digagas pemerintah sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan ekstrem, sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025.
Program ini dirancang dengan sistem multi entry–multi exit, yang memungkinkan peserta didik untuk masuk dan menyelesaikan jenjang pendidikan berdasarkan capaian belajar, bukan tahun ajaran.
Kurikulum yang diterapkan bersifat fleksibel dan individualistik, disesuaikan dengan latar belakang serta kebutuhan masing-masing siswa.
Baca juga: Rencana Kemendikdasmen Beri Biaya Pada Siswa yang Tidak Lolos Seleksi Sekolah Negeri
Sekolah Rakyat Terapkan Sistem Multi Entry Multi Exit Bagi Siswanya
Peserta didik prioritas adalah anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang teridentifikasi melalui integrasi data dari Dapodik dan DTSEN, khususnya mereka yang masuk dalam desil 1 dan 2 serta tidak sedang mengenyam pendidikan formal.
Untuk mendukung implementasi Sekolah Rakyat, guru akan direkrut melalui sistem kontrak kerja mandiri, tidak sebagai ASN, dengan persyaratan utama telah menyelesaikan Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan bersedia mengajar penuh waktu lintas mata pelajaran.
Penempatan kepala sekolah dan jumlah guru akan disesuaikan dengan jumlah siswa di masing-masing lokasi.
Selain menjadi ruang belajar, Sekolah Rakyat juga akan mengintegrasikan pembentukan karakter melalui sistem asrama.
Program ini dilaksanakan di bawah koordinasi Kementerian Sosial dengan dukungan teknis dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dan dijadwalkan mulai berjalan pada tahun ajaran 2025/2026.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Penerapan sistem multi entry–multi exit di Sekolah Rakyat ini menjadi angin segar dalam dunia pendidikan Indonesia.
Inovasi ini menunjukkan adanya kesadaran akan pentingnya pendidikan yang berpusat pada siswa dan mengakomodasi keberagaman individu.
Jika berhasil diterapkan secara luas, sistem multi entry–multi exit berpotensi menjadi model pendidikan masa depan yang lebih fleksibel, inklusif, dan mampu menghasilkan generasi pembelajar yang mandiri dan kompeten. [Din]