ChanelMuslim.com – Erasmus Alumnus dan Country Representative, Hanif Falah berbagi cara menulis Motivation Letter (Motlet) yang baik agar bisa lolos beasiswa di luar negeri, khususnya beasiswa erasmus atau kuliah di Eropa. Seperti diketahui, menulis motlet menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi apabila kita ingin mendapatkan beasiswa.
Baca Juga: Mengenal Beasiswa Erasmus, Beasiswa Kuliah di Eropa
Cara Menulis Motivation Letter yang Baik
Hanif menjelaskan bahwa kuncinya ada pada tiga hal, yaitu riset, refleksi, dan ekspektasi.
Maksud dari riset adalah sebelum apply, harus lihat dahulu program yang ingin diapply seperti apa.
“Misal, dalam satu program ada beberapa spesialisi. Riset sangat penting untuk kita mengetahui salah satu alumninya. Backgroundnya apa, kerja di mana, dan sebagainya
Kemudian, ketertarikan kita pada program tersebut muncul karena apa. Apakah karena skill, pengalaman, atau cocok dengan kontribusi yang diinginkan,” ujarnya dalam acara Erasmus Days 2021 yang diselenggarakan Sabtu, (16/10/2021)
Selain itu, bisa juga karena dengan alasan ingin mengembangkan karir atau melanjutkan S2 pada program tersebut karena juga berhubungan dengan S1.
Bisa juga karena tertarik dengan universitasnya. Kemudian, setelah melakukan riset, kita harus melakukan refleksi. Kita juga harus membuat list motivasi mengapa kita ingin daftar pada program tersebut. Ketika daftar pada satu program, harus benar-benar membuat motivasi yang berhubungan dari program itu.
Jangan sampai melamar ke tiga program berbeda, tetapi hanya menggunakan satu motivasi yang sama untuk mendaftar.
Dari segi akademiknya, apakah relvean dengan passion kita. Bisa juga dari kisah hidup kita. Intinya, kita harus menggali alasan mengapa ingin daftar program tersebut.
Contohnya, kita mau dapat apa dari program tersebut. Apa mengambil jurusan itu untuk karir. Selain itu, mungkin juga berhubungan dengan peningkatan skill, baik secara akademik, research skill, atau interpersonal skills.
Baca Juga: Erasmus Days 2020: Alumni Erasmus Indonesia Ajak Generasi Muda Tingkatkan Kesadaran Perubahan Iklim
Mengapa Cocok dengan Proram yang Dipilih
Terakhir, terkait ekspektasi. Setelah melakukan riset dan refleksi, seperti apakah benar cocok untuk saya? Apakah benar kemampuan saya akan berkembang? Apakah benar compatible dengan study yang saya cari? Maka dari pertanyaan-pertanyaan ini kita akan mendapat banyak bahan-bahan untuk menyusun motlet.
Banyak hal dari ekspektasi yang akan membuat mix and match. Motlet yang bagus itu adalah motlet yang sudah riset universitynya, tau interest dan motivasi kita serta tau mengapa kita cocok di program itu
“Motlet itu setidaknya punya tiga elemen ini dan nantinya kita tinggal bagaimana bisa bercerita dengan baik,” tambahnya.
Hanif pun juga mengingatkan bahwa jangan sampai menjadikan prestasi sebagai fokus utama dalam motlet, tapi jadikan sebagai faktor pendukung saja.
Jadikan prestasi sebagai bukti bahwa kita memang benar-benar tertarik untuk mendalami program yang dipilih dan nantinya bisa berkontribusi ke depannya.
Misal, di motlet kita menceritakan alasan mengambil program terkait lingkungan, maka kita bisa membuktikan keseriusan kita dengan prestasi atau kegiatan-kegiatan yang menunjukkan kita pernah berkontribusi pada bidang tersebut.
Refleksikan diri dan harus benar-benar menjawab apakah program ini tepat untuk saya, apakah ketika saya berkuliah akan terpenuhi hal-hal yang diinginkan.
Jangan sampai hanya ingin dapat beasiswa, tapi tidak tahu nanti ingin jadi seperti apa. Oleh sebab itu, setiap pertanyaan tersebut harus benar-benar terjawab dengan cerita yang bagus.
Erasmus Days adalah perayaan selama tiga hari bertujuan untuk menyebarkan informasi ke seluruh dunia tentang keberhasilan program Erasmus.
Melalui program ini, Uni Eropa mendukung berbagai kegiatan di bidang pendidikan, pelatihan, pemuda dan olahraga. Lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia telah memperoleh manfaat dari program Erasmus, memperkaya pengalaman hidup mereka dan membantu membangun komunitas internasional yang lebih inklusif. [Cms]