ChanelMuslim.com- Kampung Nangewer tiba-tiba heboh. Pasalnya, ada seorang dermawan dikabarkan akan nyumbang 3 T buat membantu warga korban wabah. Dermawan itu bernama Mukidi.
Awalnya, Mukidi yang juga seorang pedagang sukses ini berniat untuk nyumbang ke kampung Nangewer. Hal itu ia ceritakan ke anak bungsunya.
Kenapa Nangewer? Mukidi juga menjelaskan kalau kampung itu merupakan tanah kelahiran kakeknya yang sudah lama meninggal. Ia berharap, sumbangannya yang tidak seberapa itu bisa meringankan warga.
Anak bungsu Mukidi pun memuat rencana mulia ayahnya itu ke media sosial. Lengkap dengan rekaman video pernyataan Mukidi yang direkam anaknya melalui ponsel.
Kehebohan pun akhirnya tak terbendung. Beritanya terus menyebar dari mulut ke mulut. Hampir seluruh jagat maya memuji-muji kebaikan Mukidi.
“Mukidi memang orang baik sejak kecil,” ucap salah satu tokoh kampung. “Iya, Mukidi memang pedagang sukses. Ia memang sosok yang sangat dermawan,” ucap tokoh yang lain.
Para pengurus kampung Nangewer akhirnya mengundang anak Mukidi ke kantor mereka. Mereka ingin kejelasan tentang kabar heboh yang disampaikan anak bungsu Mukidi: apa benar ayahnya akan nyumbang sebesar 3 T?
Datanglah anak bungsu Mukidi ke kantor kampung Nangewer. Para wartawan yang sejak pagi datang, tak sabar ingin mendokumentasikan peristiwa langka itu.
Anak Mukidi disambut kepala kampung beserta staf, dan komandan hansip beserta jajarannya. Pertemuan berlangsung dengan penuh kekeluargaan.
Anak Mukidi menceritakan kenapa ayahnya nyumbang ke Nangewer. Hal itu sesuai yang disampaikan ayahnya bahwa Nangewer adalah tanah kelahiran kakek ayahnya.
Dari pertemuan itu pula, akhirnya disepakati kapan penyerahan sumbangan Mukidi akan diterima para petinggi kampung. Yaitu, tanggal 1 September tahun ini, bertepatan dengan ulang tahun keseratus kematian kakek ayahnya.
Untuk mendapatkan kepastian penyerahan itu, kepala kampung juga menelepon Mukidi. Ia khawatir kalau anak Mukidi salah ucap tentang besarnya sumbangan.
“Iya benar. Saya akan nyumbang 3 T untuk bantu warga Nangewer yang sedang terkena wabah,” tegas Mukidi yang disambut gembira kepala kampung.
Sejumlah pihak yang ragu dengan niat baik Mukidi, sebelumnya mencari-cari tahu siapa pedagang sukses ini. Kenapa ia mau nyumbang sebesar itu. Apa ada motif politik atau lainnya.
Selain ragu, mereka juga heran bagaimana mungkin Mukidi bisa nyumbang sebesar itu. Padahal, dari catatan kekayaan pedagang sukses, Mukidi tidak tercantum sebagai sepuluh pedagang terkaya versi lembaga survei di kota itu.
Namun, siapa tahu, Mukidi memiliki tabungan di luar negeri atau mendapat warisan dari kakeknya yang juga pedagang sukses.
Akhirnya, datanglah momen istimewa itu. Kepala kampung beserta stafnya dan komandan hansip beserta jajarannya sudah siap menanti kedatangan Mukidi dan sumbangannya. Para wartawan pun sudah menanti sejak pagi untuk menayangkan kabar langka itu secara langsung.
Para warga Nangewer tidak mau ketinggalan. Meski tetap dengan prokes, mereka berjajar rapi di sepanjang jalan menuju kantor kampung.
Yang dinanti datang. Iring-iringan kendaraan Mukidi sudah tiba di halaman kantor Kampung Nangewer. Ada satu mobil yang membawa Mukidi beserta keluarga, ada tiga mobil boks, ada konvoi puluhan motor hansip yang mengawal rombongan sejak di perbatasan kampung.
Setelah seremonial serah terima secara simbolik, para petugas keamanan pun dikerahkan untuk menurunkan muatan dari dalam tiga mobil boks. Semua orang pun berdebar ingin menyaksikan momen langka itu.
Setelah pintu mobil boks pertama dibuka, orang-orang terkejut karena yang diturunkan hanya sejumlah kemasan barang yang berisi telur. Begitu pun dengan mobil kedua yang berisi tahu, dan mobil ketiga yang berisi tempe.
Kepala kampung secara spontan menanyakan perihal uang 3 T yang dijanjikan anak Mukidi. Mukidi pun terkejut. Pasalnya, ia tidak pernah bilang uang 3 T. Ia hanya mengatakan akan nyumbang 3 T: Telur, Tahu, dan Tempe. [Mh]