ChanelMuslim.com – Surat Al-Kahfi ayat 28 memiliki banyak makna terkait bergaul dengan seseorang. Allah mengingatkan hamba-Nya dalam ayat ini agar kita tidak terjerumus oleh pengaruh buruk dari orang yang lalai.
Baca Juga: Makna Doa di Surat Al-Kahfi Ayat 10
Isi Surat Al-Kahfi Ayat 28
وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ
أَمۡرُهُۥ فُرُطٗا
“Dan sabarkan dirimu bersama orang-orang yang berdoa kepada Rabb mereka pada pagi dan sore hari (ikhlas) mengharapkan WajahNya.
Jangan engkau lewatkan pandanganmu dari mereka karena engkau mengharapkan (kenikmatan) kehidupan dunia.
Dan janganlah engkau taati orang yang Kami lalaikan hatinya dari mengingat Kami dan mengikuti hawa nafsunya sehingga urusannya menjadi sia-sia. (Q.S. Al-Kahfi: 28)
Dilansir dari channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN, Ustaz Abu Utsman Kharisman menuliskan enam poin penting faedah atau penjelasan dari ayat ini.
Baca Juga: Ashabul Kahfi, Kisah Para Pemuda di Gua (Part 1)
Perintah Berteman Akrab
Faedah yang pertama adalah terdapat perintah bersabar bergaul dan berteman akrab dengan orang-orang yang senantiasa menyembah Allah dengan ikhlas.
Jangan tinggalkan bermajelis dengan mereka karena kita lebih memilih sibuk memikirkan urusan dunia.
Kedua, penetapan sifat Wajah bagi Allah sesuai kemuliaan dan kesempurnaanNya yang tidak sama dengan makhlukNya.
Ketiga, ayat ini juga berisi tentang anjuran beribadah, berdoa, dan berdzikir di pagi dan sore hari.
Keempat, larangan menaati orang yang lalai dari mengingat Allah.
Oleh sebab itu, kita tidak boleh menjadikan orang-orang semacam itu sebagai pemimpin.
Kelima, orang yang lalai dari mengingat Allah dan mengikuti hawa nafsunya akan selalu melalukan perbuatan yang sia-sia.
Waktu terus berjalan, tetapi ia tidak mendapatkan manfaat bagi kehidupan dunia dan akhiratnya.
Terakhir, ayat ini juga mengisyaratkan pentingnya menghadirkan hati saat dzikrullah.
Seseorang yang mengingat Allah dengan lisannya, tetapi tidak dengan hatinya dikhawatirkan akan dicabut keberkahan pada perbuatan dan waktunya sehingga urusannya menjadi sia-sia
(Penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin dalam Tafsir Surat Al-Kahfi halaman 62).
[Cms]