ChanelMuslim.com – Tahukah kalian wahai manusia yang sering berbuat dosa, bahwa Allah sangat bahagia dengan taubat yang dilakukan oleh hamba-Nya, bahkan kebahagiaan-Nya melebihi kebahagiaan seorang hamba yang tiba-tiba menemukan untanya yang hilang.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
لَلَّهُ أَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِينَ يَتُوبُ إِلَيْهِ مِنْ أَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ بِأَرْضِ فَلاَةٍ فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ وَعَلَيْهَا طَعَامُهُ وَشَرَابُهُ فَأَيِسَ مِنْهَا فَأَتَى شَجَرَةً فَاضْطَجَعَ فِى ظِلِّهَا قَدْ أَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ فَبَيْنَا هُوَ كَذَلِكَ إِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةً عِنْدَهُ فَأَخَذَ بِخِطَامِهَا ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ اللَّهُمَّ أَنْتَ عَبْدِى وَأَنَا رَبُّكَ.أَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ الْفَرَحِ
“Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat pada-Nya melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di atas kendaraannya dan berada di suatu tanah yang luas (padang pasir), kemudian hewan yang ditungganginya lari meninggalkannya.
Padahal di hewan tunggangannya itu ada perbekalan makan dan minumnya. Sehingga ia pun menjadi putus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan tidur berbaring di bawah naungannya dalam keadaan hati yang telah berputus asa.
Tiba-tiba ketika ia dalam keadaan seperti itu, kendaraannya tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena sangat gembiranya, maka ia berkata, ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-Mu.’ Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya.” (HR. Muslim no. 2747).
Demikian cintanya Allah kepada orang yang bertaubat, maka jangan sampai kita kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan dari Allah.
Baca Juga: Perbanyak Istighfar dan Taubat, Lalu Rasakan 7 Keajaiban Ini
Allah Sangat Bahagia dengan Taubat Hamba-Nya
Kesalahan yang dilakukan oleh seseorang sehingga mengharusnya dirinya bertaubat ada dua macam:
1. Kesalahan yang dilakukan terhadap Allah
2. Kesalahan yang dilakukan terhadap manusia
Jika perbuatan dosa yang dilakukan terhadap Allah maka taubatnya harus memenuhi tiga syarat:
1. Menghentikan perbuatan dosa itu
2. Menyesalinya
3. Bertekad untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi selama-lamanya.
Namun ketika perbuatan dosa atau kesalahan dilakukan terhadap manusia maka taubatnya sama seperti diatas namun dengan tambahan yaitu menyelesaikan urusannya dengan orang yang bersangkutan dan meminta maaf kepadanya.
Perlu diketahui bahwa Allah tidak pernah membatasi waktu-waktu tertentu untuk menerima taubat seorang hamba kecuali pada dua waktu: Pertama, saat ruh sudah sampai tenggorokan dan Kedua, saat kiamat telah datang.
Maka selain dua waktu itu, dari pagi hingga pagi lagi Allah selalu terbuka untuk mendengarkan dan menerima taubat hamba-Nya.
Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
إن الله عز وجل يبسط يده بالليل ليتوب مسيء النهار، ويبسط يده بالنهار ليتوب مسيء الليل، حتى تطلع الشمس من مغربها
“Sesungguhnya Allah Ta’ala membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di siag hari. Dan Allah Ta’ala membentangkan tagan-Nya di siang hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di malam hari, sampai matahari terbit dari barat.” (HR. Muslim).
Untuk memperkuat taubat, selain memohon ampun, menyesali, dan tidak mengulanginya lagi maka iringilah taubat tersebut dengan beramal shalih dan berkumpul dengan orang-orang shalih.
Karena dengan berkumpul dengan orang-orang shalih maka kita menjadi semakin istiqomah menghindari dosa dan beramal.
Dan yang terakhir saat bertaubat kita harus yakin atas luasnya rahmat Allah, jangan berputus asa bahwa taubat kita tidak akan diterima karena ampunan Allah tidak akan pernah habis. [Ln]