ChanelMuslim.com – Surat Al-Kahfi ayat 12 berisi penjelasan terkait dibangkitkannya para pemuda yang sebelumnya ditidurkan oleh Allah. Pemuda-pemuda tersebut saling bertanya terkait sudah berapa lama mereka berada di dalam gua.
Baca Juga: Surat Al-Kahfi Ayat 11, Ditidurkan di dalam Gua
Isi Surat Al-Kahfi Ayat 12
ثُمَّ بَعَثۡنَٰهُمۡ لِنَعۡلَمَ أَيُّ ٱلۡحِزۡبَيۡنِ أَحۡصَىٰ لِمَا لَبِثُوٓاْ أَمَدٗا
“Kemudian Kami bangkitkan mereka agar Kami mengetahui siapakah di antara 2 kelompok yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama (tinggalnya mereka dalam gua).”
Dilansir channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN, para ulama berbeda pendapat tentang siapakah dua kelompok yang disebut dalam ayat ini.
Namun, pendapat yang rajih adalah bahwa dua kelompok yang disebut dalam ayat ini adalah semuanya dari Ash-haabul Kahfi sebagaimana disebutkan dalam ayat :
وَكَذَلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْماً أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ
“Dan demikianlah Kami bangkitkan mereka sehingga mereka saling bertanya-tanya satu sama lain. Salah seorang dari mereka berkata: Berapa lama kalian tinggal (di sini)?
Mereka berkata: Kami tinggal sehari atau sebagian hari. Ada yang berkata: Rabb kalian paling tahu berapa lama kalian tinggal.”(Q.S al-Kahfi: 19).
Pihak yang berkata, Rabb kalianlah yang paling tahu berapa lama kalian tinggal adalah pihak yang paling tepat dalam menentukan berapa lama mereka tinggal, artinya masa tinggal mereka sangat lama (Adh-waaul Bayaan lisySyinqithy).
Dalam ayat ini mungkin saja timbul isykaal (permasalahan). Apakah Allah Azza Wa Jalla telah mengetahui setelah kejadian (karena dalam ayat ini disebutkan bahwa Allah bangkitkan mereka agar Allah mengetahui…).
Syaikh Ibn Utsaimin rahimahullah menjelaskan makna kata lina’lama (agar Kami mengetahui), bahwa ‘mengetahui’ dalam ayat ini maknanya adalah sebagai berikut:
Pertama, Ilmu yang terkait dengan melihat atau menyaksikan. Telah dimaklumi bahwa ilmu tentang sesuatu yang akan terjadi berbeda dengan ilmu terhadap sesuatu yang telah terjadi.
Ilmu Allah terhadap sesuatu sebelum terjadinya adalah ilmu bahwa sesuatu itu akan terjadi. Sedangkan setelah terjadinya itu adalah ilmu bahwa itu terjadi (pada saat Allah melihat dan menyaksikan perbuatan hamba).
Kedua, ilmu yang berkaitan dengan balasan terhadap suatu perbuatan (setelah terjadi).
Baca Juga: Makna Doa di Surat Al-Kahfi Ayat 10
Allah telah Mengetahui Siapa yang Taat dan Bermaksiat
Sebelum Allah menguji kita, Allah telah mengetahui siapakah yang akan taat dan siapakah yang akan bermaksiat.
Akan tetapi, pengetahuan ini belum berkaitan dengan balasan (pahala atau dosa). Saat seorang sudah melakukan perbuatan, barulah Allah memberikan balasan kepadanya sesuai perbuatan.
Di sisi Allah, tidak ada perbedaan antara pengetahuan terhadap apa yang akan terjadi dengan yang akan terjadi. Berbeda dengan pengetahuan makhluk.
Mungkin saja seseorang sudah mengetahui tentang berita suatu hal yang belum dilihatnya, tetapi saat ia melihat langsung, pengetahuannya bertambah.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
لَيْسَ الْخَبَرُ كَالْمُعَايَنَةِ
“Kabar (yang didengar) tidaklah sama dengan melihat langsung.” (H.R Ahmad, dishahihkan al-Hakim dan disepakati adz-Dzahabiy dinyatakan shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim). (penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin dalam Tafsir al-Kahfi).
Di sisi Allah, tidak akan berbeda sesuatu yang telah diketahui Allah sebelum terjadi dengan saat terjadinya.
Segala yang terjadi tepat benar sesuai dengan yang telah diketahui Allah sebelumnya bahwa itu akan terjadi.
Berbeda dengan pada makhluk. Mungkin saja seseorang telah diberitahu tentang rencana pelaksanaan sesuatu, maka ia seakan-akan telah mengetahui sebelum kejadian.
Namun, saat pelaksanaan ternyata terjadi kendala-kendala sehingga tidak terjadi seperti yang direncanakan. [Cms]