ChanelMuslim.com – Surat Al-Baqarah ayat 30 adalah ayat yang menjelaskan terkait penciptaan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Akan tetapi, dipertanyakan oleh Malaikat karena sifat manusia yang akan membuat kerusakan.
Baca Juga: Salimah Siap Luncurkan Wakaf Buku, Ini Pesan Buku Mutiara Surat Al-Baqarah
Penjelasan Al-Baqarah Ayat 30
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”
Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
[QS. Al-Baqarah: Ayat 30]
Dilansir dari channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN dijelaskan terkait penciptaan Nabi Adam.
Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, “Allah menciptakan Adam dalam bentuknya setinggi enam puluh hasta.
Setelah menciptakannya, Allah berkata, “Pergilah dan ucapkanlah salam kepada kelompok itu, yaitu beberapa malaikat yang sedang duduk, dan dengarkanlah apa jawaban mereka karena itulah ucapan selamat untukmu dan keturunanmu.”
Lalu, Adam pergi menghampiri dan mengucapkan, “Semoga keselamatan menyertai kalian.” Dijawab, “Semoga keselamatan dan rahmat Allah menyertai kalian.”
Setiap orang yang memasuki surga itu seperti bentuk Adam yang tingginya enam puluh hasta. Seluruh makhluk setelah Adam terus berkurang tingginya sampai sekarang.” (HR Muslim, 5075)
Baca Juga: Penjelasan Surat Al Baqarah Ayat 1 dan 2
Manusia Sebagai Khalifah di Bumi
Salah satu pernyataan yang diajukan menyangkut penciptaan evolusi adalah bahwa Nabi Adam mungkin bukan manusia pertama dan bahkan mungkin bukan manusia.
Mereka yang mendukung pernyataan ini berkata bahwa kata kerja bahasa Arab ja’ala dalam ungkapan (Aku akan menciptakan seorang khalifah) bermakna mengangkat.
Dengan kata lain, mereka berpendapat bahwa Nabi Adam bukanlah manusia pertama. Ia diangkat sebagai khalifah di antara banyak orang.
Akan tetapi, dalam Al-Qur’an, kata kerja ini memiliki arti menciptakan, menemukan, menerjemahkan, membuat, menempatkan, dan menjadikan.
Beberapa contoh ayat Al-Qur’an saat ja’ala digunakan adalah QS Az- Zumar (39: 6), Al-Mulk (67: 23), Nuh (71: 16, 19).
Sebagaimana terlihat pada ayat-ayat di atas, ja’ala memiliki banyak makna. Lebih lagi, sejumlah ayat menyatakan bahwa Nabi Adam diciptakan dari tanah/debu.
Ayat-ayat ini menegaskan bahwa Nabi Adam bukanlah seorang manusia biasa di antara banyak orang, melainkan bahwa ia memiliki penciptaan yang khusus dan berbeda. [Ind/Camus]