MERAIH sukses bagi seorang Muslim, pada dasarnya dimulai dari menyempurnakan wudhu. Ustaz K.H. Iman Santoso, Lc., MEI. menjelaskan mengenai hal ini.
حي على الصلاة حي على الفلاح
Panggilan sholat merupakan panggilan untuk meraih kesuksesan. Jika an-najah maknanya hanya sukses di dunia, maka al-falah maknanya sukses di dunia dan akhirat.
Demikianlah banyak nilai atau sifat yang disebutkan Al-Qur’an sebagai sarana untuk meraih al-Falah, seperti sifat orang beriman (23: 1-11),
yaitu khusyu dalam shalat dan menjaganya, meninggalkan perkataan dan perbuatan yang tidak berguna, aktif dalam membayar dan mengelola zakat, menjaga kemaluan, menjaga amanah dan janji.
Al-Falah pada orang beriman ini berujung dengan mewarisi surga Firdaus.
Demikian juga nilai dan sifat dalam surat dan ayat yang lain seperti, dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar (3: 104), sabar, ribath, taqwa (3: 200) dll.
Menurut Ibnu Hajar bahwa lafaz tersebut adalah perkataan yang paling afdhol, karena sebaik-baik jawaban, yang terkait dengan permintaan.
Baca Juga: Raih Kesuksesan dengan Khusyuk dalam Shalat
Sukses Dimulai dari Menyempurnakan Wudhu
Permintaannya marilah segera sholat, marilah segera meraih kesuksesan.
الصلاة خير من النوم
Sholat itu lebih baik dari tidur.
Karena sholat itu panggilan Allah, sedang tidur panggilan diri. Karena sholat itu rehat jiwa, sementara tidur itu rehat fisik. Karena sholat itu sarana meraih kesuksesan di dunia dan akhirat.
Alangkah indahnya bagi setiap muslim untuk memulai hidupnya dengan sholat. Sholat Shubuh, sebelumnya sholat sunnah dua rakaat qobliyah shubuh, dan sebelumnya sholat malam dan sholat witir.
Sholat lima waktu, bagi muslim lelaki diutamakan berjamaah di masjid. Maka in sya Allah, akan meraih kesuksesan di dunia dan akhirat, apapun suku, bangsa, warna kulit dan profesinya.
Langkah kaki menuju masjid adalah langkah yang penuh berkah, satu langkah menghapus dosa dan satunya lagi mengangkat derajat.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
وعن أَبي هريرةَ ض أَنَّ رسولَ اللَّهِ ﷺ قالَ: أَلا أَدُلُّكُمْ عَلى مَا يمْحُو اللَّهُ بِهِ الخَطَايَا، وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ؟ قَالُوا: بَلى يَا رسولَ اللَّهِ. قَالَ: إِسْباغُ الْوُضُوءِ عَلى المَكَارِهِ، وَكَثْرَةُ الخطى إِلى المَسَاجِدِ، وَانْتِظَارُ الصَّلاةِ بعْد الصَّلاةِ، فَذلِكُمُ الرِّباطُ، فَذلكُمُ الرِّباطُ رواه مسلم.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Maukah aku tunjukkan pada sesuatu yang menghapus dosa, dan meningkatkan derajat? Sahabat menjawab: “Betul, ya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam”.
Rasul bersabda: “Menyempurnakan wudhu dalam kondisi tidak suka, banyak melangkah ke masjid dan menunggu shalat setelah shalat. Itulah ribath, itulah ribath“. (HR Muslim).
Ribath berarti berjaga dalam jihad fi sabilillah, seolah maknanya ialah bahwa menyempurnakan wudhu, jalan menuju masjid dan menunggu waktu shalat, pahalanya sempurna seperti ribath fi sabilillah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
رِبَاطُ يَومٍ في سَبيلِ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وما عَلَيْهَا
“Ribath sehari di jalan Allah lebih baik dari dunia dan seisinya”. (HR Bukhari). Wallahu a’lam bis shawab.[ind]