SAAT ujian iman datang dijelaskan oleh Dr. Ra’fat al-Misri dan diterjemahkan oleh Ustaz Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc. Firman Allah Subhanahu wa taala dalam Surat Muhammad ayat 31.
Firman Allah:
وَلَـنَبْلُوَنَّكُمْ حَتّٰى نَعْلَمَ الْمُجٰهِدِيْنَ مِنْكُمْ وَا لصّٰبِرِ يْنَ ۙ وَنَبْلُوَا۟ اَخْبَا رَكُمْ
“Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan hal ihwalmu.” (QS. Muhammad: 31)
Arti ayat ini sangat menakutkan. Seharusnya membuat hati orang-orang beriman bergetar karenanya.
Di dalam ayat ini Allah menyebutkan salah satu kaidah penting untuk “sampai kepada-Nya” ( الوصول اليه):
Iman bukan hanya perkataan yang diucapkan, bukan senandung merdu yang didengar telinga, bukan pula ibadah mudah di tengah keheningan yang dirasakan kesyahduan dan suka citanya oleh jiwa.
Tidak ada orang yang terbebas dari ujian yang akan menyaring berbagai pengakuan, mendeteksi kepalsuan dan membuktikan keimanan ini.
baca juga: Iman dan Optimisme
Saat Ujian Iman Datang
Ayat ini dimulai dengan pemberitahuan yang disertai dengan beberapa alat penguat kata atau ungkapan (ta’kid):
” وَلَنَبْلُوَنَّكُم”, berupa لام القسم (huruf lam untuk menyatakan sumpah) dan نون التوكيد الثقيلة (huruf nun yang berfungsi untuk menguatkan arti); untuk menyiapkan jiwa dan membangkitkannya agar bersiap diri dan menunggu-nunggu kesempatan.
Kata “sehingga/حتى” menunjukkan alasan pemberian ujian dari Allah kepada para hamba-Nya.
Tujuannya agar diketahui orang-orang yang berjihad dan bersabar, berbagai keadaan manusia dan pergerakan hati mereka dalam menjalani ujian seleksi.
Pertanyaannya, bagaimana Allah menguji kita agar diketahui siapa yang berjihad dan bersabar? Apa bentuk nyata ujian ini?
Bentuk-bentuk dan manifestasi ujian bisa beragam, diantara contohnya di dalam realitas kita sekarang:
Agama dan tempat-tempat suci dinista dan dikotori,
Orang-orang beriman dizalimi di depan mata kita,
Kaum Muslimin diuji dengan musuh pembantai dan penjahat..
Lalu di antara orang-orang beriman ada orang-orang yang bangkit melawan musuh dengan mengorbankan jiwa dan harta karena Allah hingga terlihat apa yang ada di dalam pengetahuan Allah bahwa mereka orang-orang yang berjihad dan bersabar menghadapi berbagai penderitaan perang.
Sedangkan kelompok yang lain -yang tidak menghadapi peperangan- bersabar di atas prinsip-prinsip agama yang baku, tetap teguh dan meminta pertolongan Allah dalam menghadapi beratnya gangguan, lalu terlihat dan terbuktikan apa yang ada dalam pengetahuan Allah bahwa mereka orang-orang yang sabar.
Sementara itu, kita diuji dengan kewajiban membantu orang-orang yang berjihad dan menolong orang-orang yang bersabar.
Di dalam firman Allah: “وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ ” (..dan agar Kami menyatakan hal ihwalmu) tersirat bahwa berbagai rincian dari perkataan, sikap dan perasaan diletakkan di bawah perhitungan Ilahi yang sangat akurat dan terlihat di dunia takdir Ilahi yang sangat rinci.
Jika ujian datang, seorang mukmin harus mengambil langkah pada waktu yang diberikan.
Karena ada dua kemungkinan: Termasuk orang-orang yang berjihad dan bersabar, atau menjadi orang yang mengkhianati diri, agama dan saudara-saudaranya sehingga tidak melakukan sesuatu pun saat menghadapi ujian.
Harus diketahui dan disadari bahwa ketika ujian tiba tidak dibisikkan ke telinganya bahwa ujianmu telah tiba!
Ujian akan datang dalam bentuk kewajiban yang dibebankan kepadanya dan kebenaran yang dikaitkan dengan sikapnya.
Sementara itu ia harus berhasil melewati ujian dan menunaikan hak Allah pada dirinya.
Karena itu, jangan sampai berbagai angan-angan menyibukkanmu hingga tidak bisa melaksanakan perintah Allah ketika datang, dan janganlah sikap menunda-nunda membinasakan dirimu karena waktu sudah habis dan kesempatan untuk selamat pun telah lewat![ind]