Manusia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk serta menjadi makhluk paling istimewa karena keberadaan akal dan hidayah yang saling berpadu dalam menghasilkan segala tindakannya.
Allah berfirman dalam surah at-Tiin ayat 4, Allah berfirman:
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
Sebaik-baik bentuk yang dimaksud bukan ditujukan pada betuk fisik manusia namun pada keberadaan akalnya yang berjalan dalam bimbingan hidayah.
Baca Juga: 5 Fase Kehidupan Manusia di Dunia
Manusia Diciptakan dengan Sebaik-baik Bentuk dengan Akal dan Hidayah
Mengapa tidak cukup dengan akal saja manusia dikatakan sebagai sebaik-baik bentuk? Karena banyak orang yang menggunakan akalnya untuk kejahatan. Fungsi akal yang sebenarnya tidak dijalankan.
Iblis dan setan juga memiliki akal, mereka banyak membuat tipu daya untuk manusia dengan mengelabui jalan fikiran mereka.
Segala yang buruk dijadikan terasa indah di alam pikiran manusia. Maka tidak jarang kita akan mendapati mereka yang berakal semakin menggila dengan keilmuan yang dimilikinya.
Jika iblis dan setan ini tidak menggunakan akal untuk meraih hidayah, maka sebaliknya manusia mampu menggerakkan akalnya untuk memahami hidayah.
Semakin manusia menggunakan akalnya untuk memahami hidayah atau petunjuk Allah maka semakit kuatlah keimanannya.
Dengan akal yang dibimbing dengan hidayah maka kita bisa melihat iblis dan setan. Keduanya memang tidak bisa kita pandang dengan kedua bola mata kita, namun akal dan hidayah membuat kita mengenali dan melawan mereka.
Dari mana kita bisa mendapatkan hidayah? Yaitu dari Al-Qur’an yang berisi beragam petunjuk kehidupan. Itulah mengapa hidayah itu harus dijemput dan diupayakan.
Cacat akal yang menimpa manusia akibat rusaknya ilmu dan rusaknya tujuan. Saat kita tidak berusaha mencari ilmu yang benar dan memahami tujuan kehidupan kita maka saat itulah akal kita menjadi cacat dan linglung tak terarah.
Cacat akal ini juga memancing setan untuk terus memasang tipu daya kepada kita. Memburamkan pandangan yang lurus dan menyesatkan jalan manusia.
Memang tidak mudah untuk menghindari tipu daya setan dan iblis ini, namun dengan pemahaman ilmu dari Al-Quran maka kita tahu bagaimana cara mengatasinya.
Ada senjata ampun yang diajarkan Al-Quran untuk melawan mereka yaitu iman, isti’adzah dan zikir.
Iman adalah keyakinan, pemahaman dan kesadaran akan keagungan, kuasa dan segala sifat Allah. Dimana dengan iman segala tindakan manusia menjadi terarah karena ada keyakinan yang kuat atas keberadaan Allah dengan segala sifat-Nya.
Isti’adzah tidak hanya diucapkan di lisan, namuan perlu menghadirkan segenap perasaan dan kesadaran batin atas perlindungan Allah.
Dan yang terakhir adalah zikir, yaitu mengingat, menyebut, dan menyadari keberadaan Allah sehingga mampu membuat kita selalu waspada atas segala sikap buruk yang merusak keimanan.
Dengan ketiga senjata ini, maka akal kita akan lebih mudah untuk menangkis tipu daya setan. Dan kita juga akan lebih mudah untuk terus melawan mereka dengan bimbingan hidayah. [Ln]