ChanelMuslim.com- Seorang ulama hadis, Imam Nawawi, memberikan penjelasan tentang makna al-birru (kebajikan) dan dosa.
Berikut penjelasan beliau rahimahullah seperti yang tertuang dalam syarahnya hadis Arbain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kebajikan (al-birru) itu kebaikan akhlak. Dosa adalah apa-apa yang dirimu merasa ragu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya.” (HR. Muslim)
“Mintalah fatwa dari hatimu. Kebajikan itu adalah apa yang menentramkan jiwa dan menenangkan hati. Dosa adalah apa yang meragukan jiwa dan meresahkan hati, walaupun orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan membenarkannya.” (HR. Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad-Darimi, hadits hasan)
Kebaikan akhlak adalah sebaik-baik kebajikan (al-birru). Kebajikan merupakan perbuatan yang menjadikan pelakunya menjadi baik, selalu berupaya mengikuti orang-orang yang berbuat baik, dan taat kepada Allah.
Berakhlak baik adalah jujur dalam bermuamalah, santun dalam berusaha, adil dalam hukum, bersungguh-sungguh dalam berbuat kebajikan, dan beberapa sifat orang-orang mukmin yang Allah sebutkan di dalam surah Al Anfal.
“Orang-orang mukmin yaitu orang-orang yang ketika nama Allah disebut, hati mereka bergetar. Ketika ayat-ayatNya dibacakan, iman mereka bertambah, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) mereka yang melaksanakan shalat dan berinfak dari sebagian harta yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah mukmin yang sebenarnya.” (QS. 8 : 2-4).
Siapa yang merasa belum jelas mengenai sifat dirinya, maka bercerminlah pada ayat-ayat tersebut. Dengan adanya semua sifat itu pada dirinya pertanda bahwa dia berakhlak baik.
Sebaliknya, jika tidak ada pada dirinya, pertanda dia berakhlak buruk. Bila terdapat sebagian, hendaklah ia bersungguh-sungguh memelihara yang ada dan berupaya untuk menumbuhkan yang belum ada.
Jangan menganggap bahwa akhlak baik hanyalah bersifat lemah lembut kepada orang lain dan meninggalkan dosa saja. Sementara, terhadap orang yang tidak seperti itu dianggap rusak akhlaknya. Termasuk akhlak baik ialah sabar menghadapi gangguan dalam mengamalkan agama.
Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa seorang Arab gunung menarik selendang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hingga membekas pada bahu beliau.
Orang itu mengatakan, “Wahai Muhammad, serahkanlah padaku harta Allah yang ada di tanganmu.” Kemudian Nabi menoleh kepada orang itu, kemudian beliau tersenyum dan menyuruh untuk memberi kepada orang itu.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Dosa adalah yang dirimu merasa ragu dan kamu tidak suka jika orang lain mengetahuinya.” Maksudnya adalah perbuatan yang ditolak oleh hati nurani.
Ini suatu pedoman untuk membedakan antara dosa dan kebaikan. Dosa menimbulkan keraguan dalam hati dan tidak senang jika orang lain mengetahuinya.
Yang dimaksud dengan “orang lain” di sini adalah orang-orang baik. Bukan orang-orang yang telah rusak akhlaknya.
Itulah yang dimaksud dosa. Karena itu, tinggalkanlah. [Mh]