SURAT An-Naziat ayat 6-14 menceritakan mengenai hari kiamat, kaum musyrik dan keadaan mereka pada hari kiamat.
يَوۡمَ تَرۡجُفُ الرَّاجِفَةُ ۙ
(Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam.
تَتۡبَعُهَا الرَّادِفَةُ ؕ
(tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua.
قُلُوۡبٌ يَّوۡمَٮِٕذٍ وَّاجِفَةٌ ۙ
Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut.
اَبۡصَارُهَا خَاشِعَةٌ ۘ
Pandangannya tunduk.
يَقُوۡلُوۡنَ ءَاِنَّا لَمَرۡدُوۡدُوۡنَ فِى الۡحَـافِرَةِ ؕ
(orang-orang kafir) berkata, “Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula?”
ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا نَّخِرَةً ؕ
“Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang yang hancur?”
قَالُوۡا تِلۡكَ اِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ ۘ
Mereka berkata, “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan.”
فَاِنَّمَا هِىَ زَجۡرَةٌ وَّاحِدَةٌ ۙ
Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja.
فَاِذَا هُمۡ بِالسَّاهِرَةِ ؕ
Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru).
Hari Kiamat, Kaum Musyrik dan Keadaan Mereka Pada Hari Kiamat
Jarak antara tiupan pertama dengan kedua adalah 40. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Jarak antara kedua tiupan empat puluh”. Abu Hurairah bertanya, “(Apakah) empat puluh hari?”. Beliau menjawab, “Aku belum bisa memastikan”. Abu Hurairah bertanya, “(Apakah) empat puluh bulan?”. Beliau menjawab, “Aku belum bisa memastikan”.
Abu Hurairah bertanya, “(Apakah) empat puluh tahun?”. Beliau
menjawab, “Aku belum bisa memastikan”. Beliau bersabda, “Kemudian Allah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya tanaman. Tidak ada sesuatu pun dari jasad
manusia kecuali telah hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya, dan dari sanalah manusia tersusun kembali pada hari Kiamat”. (HR. Bukhari dan Muslim).
menjawab, “Aku belum bisa memastikan”. Beliau bersabda, “Kemudian Allah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya tanaman. Tidak ada sesuatu pun dari jasad
manusia kecuali telah hancur kecuali satu tulang, yaitu tulang ekornya, dan dari sanalah manusia tersusun kembali pada hari Kiamat”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Mereka menganggap mustahil kebangkitan itu karena tidak tahunya mereka terhadap kekuasaan Allah dan tidak takutnya mereka kepada kebesaran-Nya. Muhammad bin Ka‘ab berkata, “Kaum Quraisy berkata, “Sungguh, jika Allah menghidupkan kita setelah kita mati, tentu kita akan merugi”.
Sumber: Tafsir AlFatihah dan Juz Amma – Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.i
[Sdz]