JODOH memang rahasia Allah. Tapi, ikhtiarnya dari usaha kita sendiri. Ada tiga kesalahan dalam memilih jodoh.
Semua orang ingin jodoh yang dipilihnya langgeng. Awet sampai mati. Hanya kematian yang memisahkan antara suami dan istri.
Namun begitu, ada kesalahan cara memilih sehingga jodoh kandas di tengah jalan. Tiga hal itu adalah:
Satu, Terbuai karena Rupa
Sangat wajar memilih jodoh karena rupanya: ganteng atau cantik. Dan pilihan ini memang tak selalu berakhir buruk.
Namun, adakalanya alasan rupa bisa berakibat tidak baik. Bahkan, bisa menjadikan rumah tangga tak seharmonis yang dibayangkan.
Kenapa? Ada rupa yang alami, dan ada rupa yang hasil polesan. Masalahnya di yang hasil polesan itu. Karena ganteng atau cantiknya tidak sebenarnya. Ketika tidak ada polesan, boleh jadi, aslinya jadi mengecewakan.
Di sisi lain, orang yang suka memoles rupa menandakan ketidakpercayaan diri. Itu saja masih belum seberapa. Karena yang fatal adalah ciri itu menandakan orang tersebut gemar tebar pesona ke lawan jenis.
Bayangkan jika kita punya suami atau istri yang gemar tebar pesona seperti itu. Sungguh sebuah perilaku yang benar-benar menyiksa.
Kedua, Terbuai karena Penghasilan.
Wajar jika calon istri mencari calon suami yang mapan dalam penghasilan. Tapi, tampilan saja belum cukup. Lihatlah karakter kemandiriannya.
Boleh jadi, tingginya penghasilan karena ‘keajaiban’ atau keberuntungan. Mungkin karena faktor orang tua, mungkin juga karena keberuntungan lain.
Semua keberuntungan itu tidak paten alias bisa berubah-ubah. Yang tidak berubah adalah karakter kemandiriannya.
Bayangkan jika tiga bulan menikah, suami di-PHK. Maka, gugurlah semua faktor penghasilan itu.
Tapi jika karakter kemandirian, meskipun penghasilannya sangat standar, kemungkinan naiknya jauh lebih besar. Dan orang yang terbiasa mandiri akan tahan banting dari semua ‘badai’ penghasilan.
Tiga, Terbuai karena Kata-kata.
Kata-kata itu menyihir. Terlebih lagi buat seorang wanita alias calon istri. Meskipun tidak semua calon suami yang pandai berkata-kata punya karakter yang patut dicurigai.
Lalu, apa yang salah dari olahan kata-kata dari calon suami? Pria yang alami dan apa adanya, umumnya tidak bisa berkata-kata ketika di hadapan wanita. Terlebih lagi dengan yang baru ia kenal.
Ia malu, grogi, dan kikuk. Jangankan mampu mengolah kata-kata, mengucapkan kata-kata pendek saja bisa sangat minim dan salah.
Sebaliknya, umumnya pria yang pandai mengolah kata-kata akan banyak bohongnya. Terlebih lagi untuk wanita yang diincarnya.
Sayangnya, kadang wanita justru sering tak berdaya jika berhadapan dengan pria yang pandai berkata-kata. Piawai merayu dan menggoda.
Kuncinya, lihatlah yang apa adanya. Bukan yang ada apanya. Utamakan pria atau wanita yang bagus agamanya. Insya Allah, kriteria utama ini akan membawa keberkahan rumah tangga. [Mh]