SEHAT memang mencakup dua sisi: jasmani dan ruhani. Tapi, kunci utamanya ada di keadaan hati.
Tidak semua urusan sehat karena gizi. Tidak juga karena cukup istirahat. Sebab hilangnya sehat biasanya karena keadaan hati.
Hal inilah yang menjadikan sehat menjadi milik semua orang: kaya atau miskin, pandai atau biasa, pejabat atau rakyat umumnya.
Jangan heran jika dokter pun bisa sakit. Karena urusan sehat ada di hati. Jika hati tidak nyaman, dokter sekali pun bisa gelisah dan akhirnya sakit.
Begitu pun tentang cukupnya gizi. Meskipun tersedia cukup gizi, jika keadaan hati buruk, sakit bisa terjadi.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan, “Ingatlah, di tubuh itu ada segumpal darah. Jika ia baik, baik seluruh tubuh. Dan bila ia rusak, rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, ia adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Gangguan keadaan hati bisa terjadi pada siapa pun. Tak terjamin apakah ia kaya, pejabat, dokter, apalagi orang kebanyakan.
Gangguannya bukan karena virus atau kuman. Tapi karena ketidaknyamanan. Mungkin karena hasad, takut, sedih, kecewa, marah, dan penyakit hati lainnya.
Ada seorang sahabat yang melakukan terapi hati mandiri. Dan orang ini diriwayatkan pernah dipuji Rasulullah sebagai calon penghuni surga.
Bagaimana terapi yang ia lakukan? Setiap menjelang tidur, ia menetralisir pengalaman buruk seharian itu. Ia maafkan siapa pun yang salah, dan melupakannya. Dan ia pun beristigfar atas segala kekeliruan yang dilakukan.
Jadi, satu hari masa hidupnya ditutup dengan tanpa beban di hati. Tak ada yang perlu disimpan: marah, kecewa, takut, dan lainnya. Hatinya lapang dan damai.
Cara lain adalah dengan mendekatkan diri pada Allah. Tak peduli bagaimana keadaannya, hatinya senantiasa berzikir pada Allah.
Orang-orang seperti yang tetap nyaman meski dalam keadaan susah. Hal itu karena Allah memberikan hidayah pada hatinya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Tak ada musibah yang menimpa seseorang kecuali seizin Allah. Siapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memberi petunjuk pada hatinya…” (QS. At-Tagabun: 11)
Yuk sehatkan hati, insya Allah, sehat pula seluruh fisik kita. Tak ada kesusahan apa pun yang akan berat dirasakan jika sandarannya kepada Allah subhanahu wata’ala. [Mh]