FATHIMAH menuturkan, “Kami punya selimut yang jika kami pakai secara memanjang, kedua sisi tubuh kami terlihat, dan jika kami pakai secara melebar, kepala atau kedua kaki kami tampak.”
Dapatkah kita mengambil teladan dari mereka? Sungguh aku tidak mengusulkan untuk bersusah payah dan mempersempit diri sendiri, tetapi aku ingin berkata, “Kita tidak perlu membebani diri kita dengan sesuatu yang tak dapat kita lakukan, sebab Allah tidak pernah membebani seorang hamba kecuali sesuai dengan kemampuannya.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam Fath al-Bâri, “Di dalam hadis ini terkandung beberapa pelajaran bahwa barangsiapa terbiasa berzikir saat hendak tidur, ia tidak akan pernah merasa letih. Fathimah sendiri mengeluhkan rasa letih yang dirasakannya dalam bekerja, kemudian Rasulullah menganjurkannya untuk berzikir. Itu pula yang dianjurkan oleh Ibnu Taimiyah.”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Persiapan Pernikahan Fathimah Anak Baginda Nabi (3)
Baca juga: Persiapan Pernikahan Fathimah Anak Baginda Nabi (1)
Ibnu Hajar rahimahullah melanjutkan, “Dari hadis ini diketahui bahwa keletihan itu tidak akan hilang. Namun, barangsiapa rajin berzikir dengan zikir tersebut, ia tidak akan merasakan letih karena banyaknya pekerjaan, kendati letih itu tetap ada, wallahu a’lam.”
Ibnu Hajar menambahkan, “Isi hadis juga mencerminkan tradisi salafussaleh saat mereka merasakan penderitaan hidup, kesengsaraan, dan tak punya apa-apa. Allah menjauhkan dunia dari mereka karena ingin menjaga mereka dari dampak buruknya. Seperti itulah tradisi para nabi dan para wali.”
Ibnu Hajar juga menyitir satu riwayat yang menyatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak masuk ke tempat Ali dan Fathimah tanpa izin keduanya.
Ali menuturkan, “Beliau mendatangi kami saat kami tengah rebahan di pembaringan. Sewaktu beliau minta izin masuk, kami tergesa-gesa mengenakan baju kami. Ketika mendengar itu, beliau berkata, ‘Tetaplah kalian dalam selimut kalian’!”
Ibnu Hajar melanjutkan, “Di dalam hadis tersirat bagaimana sikap Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang penuh kasih sayang dan kelembutan kepada putri dan menantunya. Beliau sangat memahami kondisi mereka. Beliau tidak mengganggu keduanya dan membiarkan mereka tetap di tempat, bahkan beliau ikut memasukkan kaki ke dalam selimut. Sesudah itu, beliau mengajarkan kepada keduanya zikir yang lebih baik daripada pembantu yang mereka minta.”[Sdz]
Sumber: Buku Bekal Pernikahan karya Syaikh Mahmud Al-Mashri.