ChanelMuslim.com – Menikah bukanlah suatu tujuan akhir, melainkan awal dari sebuah proses menuju fase yang lebih besar dalam hidup yang harus dijalani bersama. Menikah bukan hanya tentang menghabiskan waktu menyenangkan bersama pasangan tapi juga masa-masa sulit yang mungkin bahkan terjadi di awal pernikahan.
Salah satu motivator dakwah Yulia Cleopatra (Instagram @yuriapc) menceritakan bagaimana ia memutuskan untuk menikah muda dengan pria yang dipilihkan Allah.
“Yang terpenting adalah aqidah ruhiyah dengan Allah, yang pertama saya ingat hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Tirmidzy ketika ada yang datang melamar seorang laki-laki yang baik agamanya maka nikahilah,” ujar Patra saat menjadi pembicara dalam acara Madrasatunisa pada Rabu, (17/02/2021) secara virtual.
Dalam hadits tersebut, Rasulullah saw bersabda:
“Bila orang yang agama dan akhlaknya kamu ridhai datang melamar anak gadismu, maka nikahkan dengannya. Sebab bila tidak, akan terjadi fitnah di muka bumi dan banyak kerusakan.” (HR.Tirmidzy)
Teh Patra melanjutkan, alasan memutuskan menikah muda selain alasan di atas ialah karena lingkaran teman dekat calon suaminya sebagai perantara meyakinkan dirinya.
“Ustaz yang dekat dengan suami, dia menjamin bahwa suami saya In sya Allah orang yang baik, melihat lingkaran pertemannya yang baik juga. Kemudian baca profilnya dan yang pasti ada kecenderungan ya di dalam hati,” ujarnya.
Menurut Teh Patra, ada banyak hal yang penting diperhatikan dalam pernikahan, termasuk di dalamnya soal niat untuk menikah.
“Menikah itu niatnya harus benar, menikah dalam rangka ibadah jika niatnya baik, Allah akan memudahkan yang lain, tentunya dengan ikhtiar yang paripurna,” katanya.
Harapan dan realita akan selalu berjalan beriringan. Tak sedikit harapan yang tidak menjadi realita, begitu juga halnya dalam sebuah pernikahan. Setelah menjalani pernikahan, pastinya berharap akan merasakan pernikahan yang bahagia.
“Setelah sah jadi suami istri, mulai merasa kehidupan pernikahan yang tidak dibayangkan sebelumnya oleh saya. Ketika menikah, pasti mempunyai bayangan bahwa suami akan seperti yang diharapkan, Itu sudah pasti suka ngebayang yang ideal. Setiap hari, ada kajian tafsir bersama, ideal banget deh, ternyata kan kenyataannya tidak seperti itu,” kata Patra yang juga sebagai Konselor Puspaga Kota Bandung
Berharap pernikahan yang bahagia, seorang istri pasti mempunyai ekspektasi pada pasangannya. Misalnya, ingin suami lebih romantis, perhatian, dan pengertian. Namun terkadang, semuanya berujung kekecewaan karena kenyataannya tidak sesuai dengan harapan.
Menikah ini akan menjadi pangkalnya, lanjut Patra, dan ujungnya akan dilalui bersama. Terus belajar, menyamankan visi misi, membangun komunikasi yang baik, sama-sama menerima kekurangan masing-masing.
“Nikah itu bukan urusan muda atau enggak, menikah itu urusan menguatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, semakin kita mendekatkan diri kepada Allah, Allah akan mudahkan urusan lainnya,” kata ibu dari 5 anak itu.
Menurut Patra, menikah muda itu baik, tapi pasti perlu ada ilmu yang dikuasi sebelum menikah, agar saling menguatkan dalam bahtera pernikahan.
“Ilmu utamanya adalah ilmu fiqih menikah untuk menjaga pernikahan, butuh ilmu mendidik anak, seni komunikasi dengan pasangan,” ujarnya
Justru yang paling penting, kata Patra, ketika kita harus menerima sesuatu yang tidak ideal seperti yang dibayangkan di novel-novel, maka perlu kesiapan. Menerima hal seperti itu lebih diutamakan, menerima perbedaan yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
“Akan ada konsekuensi dan risiko yang harus dihadapi, ada risiko yang harus kita ambil sendiri. Kalau kondisi mengharuskan seperti itu, yang kita lakukan harus bisa beradaptasi, komunikasikan dengan suami langkah apa yang harus dipersiapkan. Secara teori, justru harus ikut kata suami, maka itu juga harus kita taati karena sudah menjadi konsekuensi kita,” tuturnya.
Menurut Patra, hal terpenting dalam mempersiapkan pernikahan adalah fokus menjalani peran sebagai pribadi musim dan muslimah yang baik.
“Mempersiapkan menjadi pribadi muslim yang baik, serta taat kepada syariat Allah swt rajin ibadah dan tanggung jawab. Kalau kita punya masalah dengan manusia, maka kita introspeksi dulu, cek dulu hubungan kita dengan Allah swt,” tutupnya.[ind]