ChanelMuslim.com – Ada hadits yang mengatakan wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Apa sebenarnya artinya ini? Apakah ini penghinaan untuk wanita?
Abu Hurairah ra. meriwayatkan, Rasulullah saw berkata, “Ikuti nasihat saya sehubungan dengan wanita. Bersikaplah baik terhadap wanita, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan bagian tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika kamu mencoba untuk meluruskannya, kamu akan mematahkannya, dan jika kamu membiarkannya saja itu akan tetap bengkok. jadi bersikaplah baik terhadap wanita.”
[Al-Bukhari dan Muslim]
Hadits di atas adalah salah satu hadits yang sering kali diambil di luar konteksnya untuk menggambarkan gagasan negatif yang salah, padahal sebenarnya itu adalah pesan yang sangat indah dan bijak yang disampaikan oleh Nabi saw.
Baca Juga: Makin Banyak Wanita Berhijab di Iklan Amerika
Mengapa Wanita Diciptakan dari Tulang Rusuk yang Bengkok?
Baca Hadis Lengkap dengan Hati-hati dan Pahami Pesannya
Pertama-tama, apakah kita melihat bagaimana hadits ini dimulai dan diakhiri dengan nasehat “bersikap baik terhadap wanita?” Apakah menurut Anda ini terdengar seperti penghinaan atau kasih sayang?
Kedua, hadits ini ditujukan kepada laki-laki; dari awal sampai akhir adalah menasehati mereka untuk bersikap baik terhadap wanita, dan melakukan itu berarti laki-laki tidak boleh mencoba memperlakukan wanita sesuka mereka. Sebaliknya, mereka harus menerima sifat unik wanita dan tetap baik kepada mereka dalam semua kondisi.
Ketiga, menyebutkan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok bukanlah sebuah penghinaan dalam bentuk apapun karena tulang rusuk yang sempurna pun sebenarnya bengkok.
Ini tidak berarti bahwa tulang rusuknya cacat. Setiap tulang rusuk di tubuh kita itu bengkok, jika diluruskan, itu akan patah, jadi bengkok adalah keadaan alami yang sempurna.
Ingatlah, Nabi saw tidak mengatakan “wanita bengkok.” Sebaliknya, dia memberi contoh bijak untuk membuat maknanya lebih jelas bagi orang-orang.
Contoh tulang rusuk sangat cocok karena jika Anda mencoba meluruskan atau membentuknya, Anda akan membuatnya patah dan merusak bentuk aslinya.
Instruksi untuk Menghormati, Menerima dan Menunjukkan Kasih Sayang pada Wanita
Oleh karena itu, jelas dari hadits ini kita dapat melihat bahwa Nabi saw mendidik laki-laki tentang perbedaan sifat perempuan.
Nabi saw tidak mengatakan wanita itu inferior atau memiliki sifat inferior. Ingatlah, ini adalah Nabi yang sama yang bersabda:
“Wanita memang adalah rekan laki-laki.” [Sunan Abi Dawud]
Teladan yang dia berikan memiliki tujuan. Laki-laki pada umumnya, bersikap terus terang, sementara wanita bisa lebih emosional atau terkadang tidak terlalu bisa bersikap terus terang.
Menurut penelitian, “Laki-laki lebih cenderung memiliki gaya kepemimpinan berbasis fakta dan logika, sementara wanita lebih cenderung melihat gambaran besar, memiliki emosi yang lebih kuat, dan mengandalkan intuisi mereka untuk pengambilan keputusan,” [Berbeda otak, perilaku yang berbeda].
Ini tidak berarti wanita lebih rendah dari laki-laki. Artinya mereka hanya berbeda mulai dari penciptaannya.
Nabi telah mengajari laki-laki, lebih dari 1400 tahun yang lalu, untuk menerima dan tetap baik hati dengan wanita dan tidak mencoba mengubah mereka agar tidak menyakiti mereka.
Dalam narasi lain, dia berkata:
“Bersikaplah lembut dengan bejana kaca.” [Sahih Al Bukhari]
Karena itu, dia menunjukkan bagaimana wanita itu rapuh dan lembut dan berulang kali menasihati laki-laki untuk bersikap lembut dengan mereka.
Lindungi dan Jagalah
Faktanya, hadits tulang rusuk adalah contoh yang indah juga karena peran tulang rusuk adalah untuk melindungi apa yang ada di dalamnya, dan peran wanita adalah untuk melindungi, membina keluarganya dengan sifat dan kualitas uniknya yang Allah berikan padanya.
Hubungan antara wanita dan laki-laki didasarkan pada saling melengkapi dan melindungi.
Wanita mengasuh dan pria adalah pemelihara dan pelindung wanita, seperti yang dikatakan Allah. Inilah cara kita membangun masyarakat yang sehat. Itu melalui kasih sayang, pemahaman dan rasa hormat terhadap peran dan sifat unik masing-masing, bukan melalui persaingan atau keinginan yang tidak berarti untuk keunggulan atas yang lain.
Sekali lagi, Allah dan Rasul-Nya menunjukkan kepada kita jalan lurus yang seimbang dan ajaran yang penuh kasih sayang yang membantu orang tumbuh dan berfungsi dengan baik bahkan untuk mereka sendiri dan juga bagi masyarakat mereka. [My]