ChanelMuslim.com – Kafa’ah atau sekufu dalam pernikahan perlu menjadi perhatian bagi para muda mudi yang ingin menikah. Tolak ukur kafa’ah adalah agama, bukan nasab, pekerjaan, kekayaaan ataupun status sosial.
Karena itu seorang yang fakir boleh menikah dengan wanita yang kaya, jika ia adalah laki-laki yang memelihara diri lagi Muslim. Boleh juga laki-laki sunda menikah dengan wanita jawa. Namun, tidak boleh wanita muslimah menikah dengan laki-laki kafir.
Mayoritas ulama, mengatakan bahwa kafa’ah ini menjadi hak wanita dan walinya. Namun bagi asy-Syafi’i ini bagi orang yang memiliki hak perwalian pada saat itu.
Baca Juga: Godaan Pada Laki-Laki Menjelang Pernikahan
Kafa’ah dalam Pernikahan
Sedangkana Ahmad berpendapat, ini menjadi hak semua wali, baik wali yang jauh maupun dekat. Barangsiapa di antara mereka ada yang tidak ridha, maka ia berhak membatalkannya. Ahmad mengatakan, dalam riwayat lain, ini hak Allah. Kerelaan mereka tidak sah membatalkan hak-Nya.
Tetapi berdasarkan riwayat ini, kemerdekaan, kemapanan, pekerjaan atau nasab tidak menjadi pertimbangan. Ia hanya mempertimbangkan agama saja. Sebab Ahmad tidak pernah mengatakan, bahwa pernikahan laki-laki fakir dengan wanita berkecukupan itu batal jika wanita itu rela.
Tidak pula ia dan selainnya mengatakan bahwa nikahnya wanita Bani Hasyim dengan laki-laki selain Bani Hasyim, atau wanita Quraisy dengan laki-laki bukan Quraisy adalah batal.
“Kami mengatakan hal ini, karena banyak di antara sahabat kita (pengikut Ahmad) yang menuturkan perbedaan pendapat mengenai kafa’ah. Apakah ini hak Allah atau hak manusia. Mereka mengglobalkan begitu saja pendapat mereka bahwa kafa’ah adalah hal-hal tersebut di atas. Dalam hal ini, ada sikap meremehkan dan tidak meneliti mengenai permasalah ini. [Ln]