ChanelMuslim.com – Hari ini ada banyak pembicaraan di majelis-majelis yang menceritakan tentang wabah penyakit (virus corona) yang menyebabkan ketakutan banyak orang, mereka khawatir akan tertular atau terjangkiti. Ada yang sambil berolok-olok, ada yang sambil bercanda, ada yang menyampaikan nasehat dan adapula yang membawakan hadits seputar wabah ini.
Dan merupakan kewajiban bagi umat Islam dalam setiap hal dan waktu dalam setiap kedatangan musibah untuk selalu berpegang teguh kepada Allah Subhanahu Wa Taala dan hendaklah memulai pembicaraan tentang penyakit ini, penyembuhannya atau pengobatannya didasarkan pada asas-asas syar’iyyah dan prinsip ilmiah, dan hendaklah memiliki rasa takut kepada Allah yang selalu mengawasi kita.
Bagaimana sikap seorang msulim dalam menghadapi wabah virus corona? Berikut ini adalah enam nasehat penting dari Syaikh Abdurrazzaq Al Badr dalam menyikapi wabah virus tersebut, seperti dilansir dari situs ar.islamway.net, Senin, (10/2/2020) :
1. Merupakan kewajiban bagi setiap Muslim dalam semua kondisinya untuk selalu berpegang teguh kepada Allah Tuhan yang Maha Kuasa, berserah diri kepada-Nya dan percaya bahwa segala sesuatu berada di tangan-Nya.
Allah Ta’ala berfirman :
“Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (QS. At Taghobun : 11)
Katakanlah, “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (ketentuan) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” (QS. Al Ahzab : 17)
“Jika Allah hendak mendatangkan bencana kepadaku, apakah mereka mampu menghilangkan bencana itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat mencegah rahmat-Nya?” (QS. Az Zumar : 38)
“Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya maka tidak ada yang sanggup untuk melepaskannya setelah itu.” (QS. Fathiir : 2)
Rasulullah bersabda :
Dan ketahuilah, bahwa seluruh makhluk seandainya pun mereka bersatu untuk memberikan manfaat kepadamu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah takdirkan bagimu, dan seandainya pun mereka bersatu untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah takdirkan akan menimpamu, pena telah diangkat dan lembaran-lembarannya telah kering.
Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda :
Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.
Dalam hadits lain, Rasulullah juga bersabda :
Sesungguhnya yang pertama kali Allah ciptakan adalah qalam, lalu Allah berfirman kepadanya, ‘Tulislah!’. Qalam mengatakan,’Apa yang akan aku tulis?’. Allah berfirman, ‘Tulislah berbagai takdir dari segala sesuatu yang akan terjadi hingga hari kiamat!’
Maka merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk menyerahkan segala urusan-Nya hanya kepada Allah, berharap kepada-Nya, percaya kepada-Nya. Dia tidak memohon kesehatan, kesembuhan dan keselamatan kecuali hanya kepada Allah.
Allah berfirman :
“Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali Imraan : 101)
2. Merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk menjaga (agama) Allah dengan cara menjalankan seluruh perintah-perintahnya dan menjauhi seluruh larangan-larangannya.
Rasulullah bersabda :
Jagalah (agama) Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah (agama) Allah, maka kamu akan mendapati Allah selalu menolongmu.
Menjaga perintah Allah adalah dengan cara mengamalkan dan menjaga larangan Allah adalah dengan cara menjauhinya. Dengan hal tersebut, dapat menjadi sebab perlindungan dan keselamatan dari Allah terhadap hamba-Nya dari segala musibah, kesialan dan marabahaya.
Rasulullah bersabda :
“Sungguh menakjubkan perkara kaum mukmin, sesungguhnya semua perkaranya adalah baik, dan itu tidak akan terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika ia dianugrahi nikmat ia bersyukur dan itu baik baginya, jika ia tertimpa musibah ia bersabar maka itu baik baginya.”
3. Sesungguhnya syariat Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berobat ketika sakit datang, dan berobat tidaklah bertentangan dengan tawakkal kepada Allah
Berobat menurut syariat Islam ada dua jenis, yaitu : berobat sebelum jatuh sakit (menjaga kesehatan) dan berobat setelah jatuh sakit. Dan dengan semua itu, Islam mengajarkan pencegahan, perawatan, pemulihan dengan prinsip-prinsip pengobatan sehingga tercipta kehidupan yang aman dan sehat bagi kaum Muslimin. (Untuk lebih lengkapnya dapat dibaca pada kitab Thibbun Nabawi karya Ibnul Qayyim Al Jauziyah).
Dan di antara pengobatan Nabi yang dianjurkan untuk kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
a. Mengkonsumsi kurma ajwa 7 butir dalam sehari, berdasarkan Hadits Nabi :
“Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir”
b. Membaca dzikir pagi dan petang setiap hari
Inilah tuntunan pengobatan yang diajarkan oleh Nabi kepada umatnya, bimbingan hidup sehat, tata cara pengobatan Nabi di kala sakit sebagaimana yang beliau ajarkan. (Lihat lebih lengkap dalam Kitab Zaadul Maad Ibnul Qayyim Al Jauiyah)
4. Merupakan kewajiban bagi setiap Muslim untuk waspada terhadap berita-berita palsu (hoaks) karena setiap orang dengan mudah bisa mempromosikan hal-hal yang tidak sah (hoaks) dan tidak memiliki kebenaran, sehingga orang-orang menjadi takut dan panik yang tidak beralasan. Seorang Muslim tidak boleh menyebarluaskan rumor, berita palsu dan sejenisnya karena akan dapat merusak keimanan dan keyakinan kepada Allah yang Maha Kuasa.
5. Sesungguhnya setiap musibah yang menimpa seorang muslim, seperti berkurang kesehatannya, atau keluarga dan anaknya, atau harta dan perdagangannya, jika ia menerimanya dengan sabar dan penuh pengharapan kepada Allah, maka itu akan berbuah kebaikan di sisi Allah Subhanahu Wa Taala.
Allah berfirman :
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah : 155 – 157)
6. Sesungguhnya musibah terbesar adalah musibah yang menimpa agama seorang muslim, dan itu adalah musibah terbesar baik di dunia maupun di akhirat. Ketika musibah menimpa agama seseorang, orang itu akan senang kepada maksiat dan berat melakukan ketaatan, dan itulah kerugian sebesar-besarnya kerugian. Maka inilah hakikat musibah yang hendaknya setiap muslim khawatir hal itu akan menimpa dirinya.
Diriwayatkan dari Al Baihaqi dalam Syuabul Iman dari Syuraih Al Qadhi berkata :
“Ketika aku tertimpa musibah, aku memuji Allah empat kali atas musibah itu : aku memuji Allah karena tidak ditimpakan musibah yang lebih besar dari itu, aku memuji Allah karena aku diberi kesabaran atasnya, aku memuji Allah karena memberiku taufiq untuk beristirja’ dan memohon kebaikan dengannya, dan aku memuji Allah karena tidak menimpakan musibah terhadap agama ku.”
Oleh : Syaikh Abdurrazzaq Bin Abdul Muhsin Al Badr
[My/telah tayang pertama kali di moeslimtoday.com]