ChanelMuslim.com – Seorang kakek yang sudah renta tergopoh-gopoh menuntun cucunya untuk masuk ke dalam kelas. “Maaf Bu guru, Kiki telat. Saya tadi antar kakaknya dulu ke SDnya.” Bulir-bulir keringat mengalir dari pelipis lalu turun hingga menetes dari dagunya.
Seorang nenek yang kulitnya sudah keriput menggendong bayi dengan menggunakan kain jarit. “Tak lelo lelo lelo ledung.” Dia bersenandung menidurkan cucunya. Bahu tuanya semakin membungkuk terbebani berat cucu tersayang.
“Aduh Ustadzah, maaf. Saya nggak bisa ngaji lagi. Cucu saya nggak bisa diam kalau diajak ngaji. Nangis melulu.” Seru seorang nenek lainnya.
“Duh Ngger, jangan lari-lari terus. Kakek sudah capek,” seru kakek sambil memegangi lututnya.
Lalu terdengar pertanyaan, “Ayahnya mana?” atau “Ibunya mana?”
Jawabnya, “Ayahnya bekerja.” Dan “Ibunya juga bekerja.”
Pemandangan di atas kerap kita saksikan di sekitar kita. Masyarakat urban yang berorientasi kepada materi membuat semua orang bergerak demi mengumpulkan pundi-pundi uang dan mengejar trend gaya hidup masa kini. Namun ada satu permasalahan yang kerap bikin pusing kepala para pasangan zaman kini, persoalan anak. Siapa yang akan mengasuh anak-anak saat orangtuanya bekerja. Menitipkan anak pada orangtua akhirnya menjadi pilihan yang dianggap aman. Kakek dan nenek tentu akan lebih hati-hati dan sayang kepada cucu-cucunya.
Persoalan lain yang kemudian muncul adalah etika anak kepada orangtuanya. Menitipkan anak kepada kakek dan nenek tanpa memperhatikan etika atau adab dan akhlak anak kepada orangtua adalah perbuatan dzalim. Anak macam apa yang membuat ibu dan ayahnya mengurus anak-anaknya. Tak jarang tugas kakek dan nenek ditambah dengan pekerjaan antar jemput, mencuci, memasak hingga membersihkan rumah. Bukankah ini namanya memperlakukan orangtua seperti pembantu rumah tangga?
Tidak ingatkah waktu kecil kita sudah begitu merepotkan, menguras tidak hanya tenaga mereka tapi juga harta mereka. Bukankah di hari tua mereka, kita seharusnya membahagiakan mereka?
Ada juga kakek dan nenek yang senang jika dititipi cucu-cucunya dengan alasan, “Ya daripada diasuh orang lain.” Atau, “biar kakek dan nenek tidak kesepian.” Meski begitu harus ada adabnya jika terpaksa menitipkan anak kepada orangtua. Jangan biarkan orangtua kelelahan mengasuh anak-anak kita sekaligus mengurus pekerjaan rumah. Harus ada asisten rumah tangga yang bertugas melakukan pekerjaan rumah.
Lalu jika orangtua sibuk bekerja dan pengasuhan diserahkan kepada kakek dan nenek, kapan orangtua belajar jadi orangtua. Bagaimana kita bisa menjalankan ajaran Rasulullah terkait dengan hadits, “…pria adalah pemimpin dalam keluarganya, ia akan ditanya tentang kepemimpinannya, wanita adalah pemimpin rumah suami dan anak-anaknya, ia akan ditanya tentang kepemimpinannya…” (H.R. Bukhari Muslim)
(Maya)