PADA usia berapa anak perlu diajak untuk ikut berpuasa? Begitu mungkin pertanyaan yang sering timbul. Apalagi sebentar lagi Ramadan akan tiba.
Anak-anak memang belum memiliki kewajiban untuk berpuasa. Meski anak-anak belum wajib berpuasa, orangtua perlu mengajak dan mengajarinya agar terbiasa menjalankan ibadah Ramadan.
Baca Juga: Tips Mendampingi Anak Puasa Ramadan
Sebelumnya, harus dipahami dulu bahwa berpuasa punya sumbangan sangat baik bagi pendidikan anak.
Berpuasa akan mendidik anak untuk menahan diri dari keinginan, termasuk keinginan mendasar seperti makan dan minum.
Berpuasa juga mendidik anak untuk menguatkan daya kontrol terhadap keinginan. Kita tahu, keinginan yang tak dikendalikan cenderung membawa sifat tamak, serakah dan egois.
Berpuasa akan mendidik anak untuk bersikap sabar dan tabah. Kedua sifat ini sangat penting dimiliki saat mereka dewasa kelak.
Kapan usia anak untuk diajak berpuasa?
Sebelum membahas usia, diketahui bahwa para Sahabat Nabi mendidik anak-anak mereka berpuasa di bulan Ramadan.
Hal ini terungkap saat Umar bin Khattab berkata pada orang-orang yang mabuk di bulan Ramadan, “Celakalah kau, sedangkan anak-anak kecil kami saja menunaikan puasa.”
Sahabat Muslim, mengenai usia, jumhur (mayoritas) ulama berpendapat bahwa berpuasa diwajibkan saat anak sudah memasuki usia baligh.
Sedangkan sebelum itu anak-anak perlu dididik berpuasa sebagai pelajaran sampai nanti kelak mereka mampu melaksanakannya. Tanpa ada tekanan ataupun hukuman.
Dalam madzhab Syafi’i ada yang berpendapat anak mulai disuruh berpuasa pada usia 7 tahun. Ada juga yang berpendapat pada usia 10 tahun. Imam Ahmad juga berpendapat pada usia 10 tahun.
Intinya, sebelum usia baligh, orang tua harus melatih, mengajak, mengajar dan membiasakan anaknya untuk berpuasa.
Sebagai mana perbuatan sahabat ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam menyuruh mereka puasa ‘Asyura (sebelum diwajibkan puasa Ramadan), mereka juga mengajak anak-anak berpuasa:
“Maka kami setelah itu berpuasa hari tersebut (‘Asyura) dan kami ajak anak-anak kami yang kecil juga berpuasa. Kami juga pergi ke masjid, dan kami buatkan mainan untuk mereka dari kulit. Bila ada diantara mereka yang menangis, maka kami berikan mainan tersebut, sampai waktu berbuka.” (HR Bukhari dan Muslim).
Salah satu cara yang dilakukan para Sahabat Nabi agar anak terhibur dan tidak terlalu merasakan panjangnya waktu menunggu buka puasa adalah dengan membuatkan mereka mainan.
Berpuasa di bulan Ramadan memiliki efek pendidikan yang sangat baik, karena itu anak-anak yang belum baligh pun perlu diajar berpuasa semampunya sebagai bentuk latihan.
Demikian. Allahu a’lam. [Ind/Walidah]
Oleh: Kak Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher