ChanelMuslim.com – Dalam sebuah konsultasi tertutup seorang remaja putri mengatakan jika dirinya merasa tertekan dan ingin bunuh diri.
Ia mengatakan jika keluarganya tidak memperlakukan dia sama seperti saudaranya yang lain. Dia merasa seolah-olah ibunya memperlakukannya secara berbeda dibandingkan dengan saudaranya yang lain.
Dia bahkan merasa bahwa ibunya memperlakukan saudara lelaki adopsinya dengan lebih baik dibandingkan dengan dia yang anak kandung.
Dia selalu merasa ditinggalkan dan sendirian. Dia mengalami kehancuran emosional karena tidak memiliki seseorang pun yang mencintainya tanpa syarat atau seseorang yang selalu ada untuknya.
Sang konselor mengatakan jika tidak ada yang salah dengannya, tetapi kenyataannya orangtua tidak dapat memberinya pengasuhan dan cinta yang layak bagi dirinya.
Baca Juga: Bunuh Diri Bukan Solusi
Ibuku Membenciku, Aku Ingin Bunuh Diri
Perilaku orangtua yang pilih kasih tidak hanya buruk dalam pandangan masyarakat kita, tetapi juga dalam agama Islam.
Menurut Hadits, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Anak-anak kalian memiliki hak untuk menerima perlakuan yang sama, karena kalian memiliki hak bahwa mereka harus menghormati Anda.” (HR. Abu Dawud)
Pada kesempatan lain, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam juga mengatakan: “Lakukan keadilan di antara anak-anakmu,” dan ulangi hingga tiga kali.” (HR. Muslim)
Takut akan Penolakan dan Pengabaian
Sebagai orang dewasa kita bisa membantu anak-anak yang merasa diabaikan oleh orangtuanya untuk dapat mengelola emosi, perasaan, dan kesedihannya dengan lebih baik.
Ketika orang-orang secara emosional kasar terhadap mereka dan mereka tidak memiliki dukungan, hal ini membuat trauma.
Apalagi jika perlakuan itu diterimanya sejak masa kanak-kanak, mungkin anak-anak telah mengembangkan rasa takut akan penolakan dan pengabaian.
Alasan kita mengembangkan rasa takut adalah karena secara alami sebagai manusia kita berusaha untuk membuat hubungan emosional yang positif dengan orang yang kita cintai.
Namun, ketika orang lain terus menolaknya atau gagal mengakui keberadaannya, anak-anak secara otomatis mengembangkan rasa takut yang terus-menerus akan penolakan dan pengabaian.
Mereka juga tidak dapat melakukan apa pun untuk mengubah atau memperbaiki perilaku keluarganya terhadap dirinya.
Yang penting untuk dilakukan adalah menggali diri sendiri dan memahaminya. Apa yang diinginkannya dan tingkat kewaspadaannya.
Dia harus belajar mengelola emosi diri ketika mereka menghadapi perlakuan tidak adil, sehingga dia mampu membuat dirinya tidak terkontaminasi oleh gelombang buruk yang disampaikan padanya.
Perlakuan Tidak Adil Menyebabkan Depresi
Ketika kita dilecehkan secara emosional, adalah wajar jika kita mulai merasa malu pada diri sendiri karena kira cenderung menginternalisasi apa yang diproyeksikan orang lain pada kita.
Sikap ibu yang lalai dan memperlakukan secara berbeda terhadap remaja gadis itu pasti telah menyebabkan banyak kerusakan internal di dalam dirinya sehingga dia merasa sangat tertekan.
Dia mungkin terus merasa seperti “Saya tidak cukup baik” “Jika saya lebih cantik, mungkin ibu saya akan menyukai saya”, “Jika saya bisa melakukan ini, mungkin saya bisa menyenangkan ibu saya”.
Perlakuan tidak adil dari orangtua mengahsilkan jejak pemikiran yang tidak pernah berakhir yang membentuk lingkaran setan dari depresi.
Penting untuk menyadarkan anak-anak bahwa mereka benar-benar layak untuk dicintai, diterima, dan dihormati seperti apa adanya dirinya.
Dan jika ibu dan anggota keluarga lainnya tidak dapat memberikan itu kepadanya, itu bukan salahnya sama sekali.
Ajak Anak untuk Menunjukkan Emosinya
Bantu anak-anak untuk menjadi lebih dewasa dan menyadari perasaannya. Dia harus disadarkan untuk menolong dirinya sendiri.
Kesadaran ini akan membantunya untuk memecahkan pola yang tidak sehat dalam hubungannya. Menyadari dan mengakui perasaannya “saat ini” akan membantunya mengenali dengan tepat hal-hal yang dilakukan ibunya yang membuat dirinya merasa terpuruk.
Dan dengan waktu dan kesadaran, dia akan cukup mampu memberikan respon yang baik dan menunjukkan bahwa ibunya harus berhenti memperlakukan dirinya dengan tidak adil.
Komunikasi itu Penting
Anak yang diperlakukan tidak sama tidak ingin menghadapi keluarganya. Dia akan menghindar dari mereka.
Untuk langkah awal hal ini bukanlah pendekatan yang buruk karena anak harus mengosongkan emosinya saat ini. Namun pada akhirnya anak harus dapat mengomunikasikan perasaannya kepada keluarganya.
Hal ini mungkin cukup sulit pada awalnya karena kita diajarkan untuk menghormati orang tua dan juga karena kita biasanya takut akan “konfrontasi”.
Jika anak telah lama mendapata perlakuan tidak nyaman ini, penting baginya untuk menyampaikan kepada mereka bagaimana mereka membuat dirinya merasa frustasi.
Fokus pada Kekuatan
Kita semua adalah campuran kekuatan dan kelemahan. Sangat penting bagi anak untuk fokus pada kekuatannya.
Itu tidak hanya akan membuat dia merasa nyaman dengan diri sendiri tetapi juga membantu meredakan depresinya.
Cobalah kegiatan dan hobi baru seperti menulis, melukis, menggambar, memasak, berolahraga, atau berkebun.
Berfokus pada hal-hal yang membantunya merasa lebih baik tentang diri sendiri akan meningkatkan kualitas hidup.
Mencari pertolongan
Pahami bahwa pada titik mana pun dalam kehidupan, jangan ragu mencari bantuan dari orang lain. Meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan, tetapi kekuatan.
Sangat penting untuk menyadari bahwa kita semua rentan dalam beberapa hal.
Jika merasa terlalu kewalahan dengan perilaku keluarga, bisa mempertimbangkan untuk pindah ke rumah kerabat untuk sementara waktu.
Jika merasa kewalahan secara emosional, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental atau konselor.
Minta Bantuan dari Allah Subhanahu wa taala
Penting juga untuk menyadari bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat. Dia melihat dan mengetahui semua ketidakadilan yang telah tanggungnya karena perlakuan keluarganya.
Dalam Al Qur’an, Allah Subhanahu wa taala berkata,
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia, dan Kami tahu apa pun yang dipikirkan oleh batinnya, dan Kami lebih dekat dengannya daripada urat nadinya.” (QS. Qaf (50): 16).
Percayalah kepada Allah subhanahu wa taala dan minta bantuan-Nya. Dia akan membuat jalan itu mudah bagi kita semua. Semoga tak ada lagi anak yang bunuh diri akibat kebencian terhadap orangtua. [Maya/aboutislam.net]