HARUSKAH anak diberi gadget, sikap saat doa belum terkabul dan bagaimana cara membahagiakan anak?
Pertanyaan: Saya seorang ibu dengan 3 anak, anak sulung saya perempuan berusia 10 tahun, saya menerapkan anak-anak untuk tidak bermain ponsel tapi saat ujian diharuskan membawa HP, kadang saya lihat anak saya berusaha keras belajar tapi kadang menjadi pemalas, prestasinya kian menurun, mungkin karena perhatian saya sudah terbagi-bagi.
Apakah saya harus membelikan anak saya HP dengan kondisi ekonomi sulit ini?
Selama ini saya berusaha bersabar dengan kondisi ekonomi kami, saya terus berdoa agar Allah selalu menambah kesabaran saya, tapi kadang hati saya memberontak ketika Allah tak kunjung mengabulkan keinginan saya.
Saya terus istighfar walaupun kadang berat sekali, bagaimana agar keinginan untuk membahagiakan anak-anak dan doa cepat terkabul?
Motivator parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Insyaha menjawab pertanyaan ini sebagai berikut.
Membaca pertanyaan ini, saya menguraikan menjadi 3 pertanyaan:
1. Perlukah HP untuk belajar
2. Bagaimana menyikapi doa yang tak kunjung terkabul
3. Bagaimana cara untuk membahagiakan anak
Baik, kita bahas satu persatu. Pertama, untuk pertanyaan perlukah HP untuk belajar? Jadi gadget itu seperti pedang bermata dua, bisa memberi manfaat bisa juga memberi mudharat.
Ada banyak kemudahan dari gadget yang bisa kita manfaatkan tapi bisa berdampak buruk saat kita tidak bijak menggunakannya.
Ada 3 potensi buruk bagi anak yang sering menggunakan gadget-nya tanpa pengawasan yaitu terpapar pornografi, kecanduan game dan terpengaruh sosial media/komunitas yang buruk.
Khusus untuk pornografi, bahwa pornografi itu merusak otak bagian depan yang berakibat rusaknya moralitas anak.
Sasaran pornografi itu adalah anak laki-laki.
Jika otak depannya rusak, kelak saat mereka jadi pemimpin mereka tidak akan bermoral.
Kecanduan pornografi itu mengakibatkan kerusakan otak.
Otak bagian depan adalah fungsi otak mulia manusia yang membedakan manusia dengan binatang.
Maka hati-hati, jika ada WiFi aktif 24 jam di rumah, paket data tak terbatas di HP anak dan sikap tidak peduli orang tua akan memberi peluang lebih besar anak kecanduan pornografi.
Termasuk anak perempuan, yang sangat riskan akan bujuk rayu laki-laki busuk di sosial media.
Anak perempuan itu mudah sekali jatuh ke pelukan laki-laki yang memperhatikan dan menyayanginya.
Sudah banyak sekali berita seorang anak perempuan dibawa lari oleh laki-laki yang ia saja tidak kenal karena baru kenalan di sosmed.
Maka khusus untuk Ayah, jaga anak perempuanmu. Ayah harus dekat dengan anak perempuan.
Saat anak perempuan dekat dengan ayahnya, maka ia akan sulit menjadi korban pelecehan seksual.
Baca juga: Cara Mengatasi Kecanduan Gadget
Haruskah Anak Diberi Gadget?
Berikut ini saran agar anak tidak kecanduan gadget dan agar anak terhindar dari konten negatif dari gadget.
1. Doa, selalu tempatkan doa pada urutan pertama.
Doa adalah senjata orang beriman. Doa orang tua terutama doa seorang ibu kepada anaknya sangat mustajab apalagi berdoa pada waktu-waktu yang mustajab.
2. Bagi anak yang mungkin usianya di bawah 15-16 tahun atau usia SMP dan SD maka anak belum diizinkan memiliki hak milik gadget.
Anak usia di bawah 15 tahun, anak belum boleh memiliki gadget. Gadget yang diberikan kepada anak bukan hak milik tetapi hak pakai. Kepemilikan tetap dari orang tuanya.
Dengan status gadget pinjaman, maka orang tua masih memiliki kontrol akan gadget yang dibawa anak.
Anak baru boleh memiliki gadget saat anak sudah usia SMA yaitu usia yang lebih matang dan usia yang sudah mampu bertanggung jawab.
Lalu bagaimana jika sudah telanjur anak diberi gadget. Jika ada sudah telanjur diberi gadget atau status gadget sudah hak milik anak maka yang perlu dikontrol orang tuanya adalah paket data atau penggunaan wifi.
3. Orang tua perlu membatasi penggunaan gadget.
Jika orang tua masih sulit dan terpaksa maka usahakan dalam sehari anak bermain game atau apapun tidak lebih dari 2 jam.
Orang tua harus membuat aturan atau kesepakatan dengan anak tentang penggunaan gadget.
Misalnya boleh bermain HP setelah belajar, bermain games hanya 2 jam saja dsb.
Dalam kesepakatan itu juga tertuang reward dan punishment. Usahakan antara orang tua dan anak ada kata sepakat.
Jangan sampai aturan dibuat sepihak tanpa melibatkan atau mendengar usulan anak.
Anak akan lebih mudah menjalankan aturan jika ia menyepakati.
4. Perlu menginstal aplikasi yang memblokir konten-konten negatif (bagi anak remaja).
5. Untuk lebih menguatkan dorongan orang tua untuk membatasi anak bermain gadget, perlu sekali orang tua melihat apa saja dampak negatifnya, baik dampak secara fisik maupun dampak secara psikis.
Banyak sekali informasi tentang kecanduan gadget, orang tua bisa melihatnya di youtube.
Hal ini akan menjadikan orang tua lebih waspada dan menerapkan aturan lebih ketat penggunaan gadget oleh anak.
Jika anak menonton TV, bermain gadget, maka orang tua berusaha mendampingi dan menjelaskan saat anak melihat tayangan yang kurang mendidik.
6. Orang tua harus hadir tidak hanya secara fisik, tetapi hadir juga secara psikis dan spiritual.
Kebutuhan anak bermain maka orang tua wajib memfasilitasi, dengan membelikan mainan yang membuat anak lepas dari gadget atau yang paling baik adalah orang tua meluangkan waktu bermain dengan anak sesering mungkin.
Jika kebutuhan anak bermain terpenuhi maka anak akan lepas dari gadget. Orang tua bisa menjadi teman bermain anak yang paling asyik, sehingga anak menjadi lupa akan gadgetnya.
7. Dorong anak bermain di luar rumah bersama teman-temannya.
Lalu menjawab pertanyaan kedua Bagaimana menyikapi doa yang tak kunjung terkabul. Kita harus yakin, bahwa apapun doa kita pasti Allah kabulkan. Ini adalah hukum alam.
Ini adalah janji Allah kepada hamba-Nya dan Allah tidak akan pernah ingkar janji. Jika kita ingin apa saja, berdoalah kepada Allah.
Selama yang kita minta kebaikan, Allah akan enggan untuk tidak mengabulkan.
Tidak ada doa yang tidak dikabulkan oleh Allah, kata Allah “mintalah pada-Ku pasti Aku beri”.
Hanya saja, Allah yang Maha Tahu, kapan dan bagaimana doa itu Allah kabulkan untuk hamba-Nya. Tidak semua yang diminta hamba-Nya baik untuk dirinya.
Namun yakinlah, yang Allah berikan kepada hamba-Nya itu pasti yang terbaik untuk diri hamba-Nya.
Saat kita taat kepada Allah, apapun yang Allah berikan, apapun yang Allah takdirkan, itu baik untuk hamba-Nya.
Kunci untuk mendapatkan kebaikan dari Allah adalah keimanan dan ketaqwaan kepada-Nya.
Ada 4 cara Allah mengabulkan doa hamba-Nya.
Pertama, langsung diberi persis sesuai dengan permintaannya dengan waktu yang cepat.
Kedua, ditunda dulu sebab jika diberi sekarang akan tidak baik bagi hamba-Nya.
Ketiga, diganti dengan yang lain yang lebih baik karena jika dikabulkan akan tidak baik untuk hamba-Nya karena Allah yang tahu masa depan sedangkan hamba-Nya tidak.
Keempat, ditunda sampai di akhirat sebab dunia terlalu kecil dan terlalu sempit buat hamba-Nya.
Sobat, berdoa lebih penting daripada terkabulkan doanya sebab saat berdoa adalah titik terdekat seorang hamba kepada Rabb-nya.
Pertanyaan ketiga bagaimana cara membahagiakan anak.
Cara paling mudah agar anak bahagia adalah orang tua harus rukun, saling mencintai dan saling memberi kebahagiaan.
Jika anak dibesarkan dengan sebuah keluarga yang bahagia maka anak akan membangun rumah tangganya dengan penuh kebahagiaan dan begitu juga sebaliknya.
Kedua, anak yang tumbuh dalam keluarga yang bahagia akan menjadi insan yang bahagia dalam hidupnya, kenapa? karena hormon serotonin dan endorfine terbiasa lebih banyak keluar sehingga menjadikan anak lebih bahagia hidupnya.
Kondisi hubungan antar orang tua akan mempengaruhi anak, apakah mereka bahagia atau tidak.
Orangtua yang banyak bertengkar maka tingkat stress pada anak akan meningkat dan sebaliknya orang tua yang saling mencintai, mengasihi dan menyayangi maka tingkat kebahagiaan anak akan semakin meningkat.
Makin sedikit masalah antar orangtua, semakin sedikit pula masalah yang dihadapi anak, dan begitu pula sebaliknya.
Anak-anak yang bahagia akan memiliki sedikit masalah dalam kehidupannya.
Dalam ilmu parenting, pengasuhan anak lebih ditekankan pada bagaimana anak merasakan kebahagiaan, kehangatan bersama orang tuanya dan bagaimana anak merasakan kasih sayang kedua orang tuanya.
Masa kecil anak adalah bagaimana membuat mereka merasa disayangi dan dibahagiakan bukan mendorong anak agar lebih pandai misalnya pandai dalam berhitung, karena cerdas itu ada waktunya.
Jika orang tua terbiasa membahagiakan anak maka anak akan memiliki memori indah bersama orang tuanya.
Dalam otaknya dipenuhi memori indah bersama orang tuanya. Anak akan respek, hormat, rindu, cinta, sayang, peduli, perhatian kepada orang tuanya.
Anak juga akan mendoakan orang tuanya karena bagi anak, orang tuanya itu sudah sangat berjasa, sangat baik dan sangat sayang kepada dirinya.
Anak bisa menangis jika mengingat orang tuanya. Anak bisa dengan tulus mendoakan orang tuanya dengan air matanya yang penuh kesungguhan.
Anak akan memintakan ampunan kepada Allah atas dosa-dosa orang tuanya.
Jadi intinya, keluarga bahagia maka anak juga akan bahagia. Suami istri saling menyayangi adalah kado terindah bagi anak.
Orang tua bisa melakukan tips sederhana untuk membahagiakan anak seperti berikut ini.
1. Banyak mengapresiasi, memuji dan berkata terima kasih saat anak membantu orang tuanya
2. Memberi hadiah
3. Memeluk, mencium dan menepuk pundak
4. Mengatakan sayang dan cinta
5. Melakukan pelayanan misalnya mengambilkan air minum saat ia belajar
6. Bermain dan bercanda bersama
7. Mendengarkan anak curhat
8. Meminta maaf saat orang tua bersalah
9. Banyak tersenyum
Inilah tips sederhana yang jika dibiasakan maka anak akan bahagia dan menciptakan memori indah bersama orang tuanya.[ind]