BAGAIMANA cara menjadikan rumah sebagai lingkungan yang kondusif dan aman bagi anak? Tentunya, tidak ada anak yang ingin tumbuh di dalam keluarga bermasalah. Sebab, hal tersebut memberi dampak negatif bagi tumbuh kembang anak.
Dampak dari masalah keluarga terhadap anak bersifat jangka panjang, yang akan baru muncul ke permukaan ketika ia tumbuh menjadi remaja atau dewasa.
Baca Juga: Ayah Ibu Kembalilah ke Rumah
Cara Menjadikan Rumah sebagai Lingkungan yang Kondusif dan Aman bagi Anak
Dampak tersebut cenderung sulit dikenali, ditambah lagi dengan faktor sangat sedikitnya upaya orang tua untuk mengatasi hal tersebut.
Hidup di tengah keluarga bermasalah juga menyebabkan anak jadi kehilangan kesempatan untuk berkembang secara optimal sebagaimana mestinya, sehingga mereka memiliki kemampuan sosial, emosional dan coping skill yang lebih rendah dibandingkan individu seusianya.
Hambatan ini kemudian bisa berwujud pada munculnya beberapa masalah berikut:
Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan masalah kesehatan mental yang umum ditemui dan sudah sejak lama diketahui berkaitan dengan kondisi keluarga yang bermasalah.
Kecemasan berlebih pada seseorang dapat dipicu oleh perilaku orang tua atau kondisi keluarga yang selalu menimbulkan masalah atau kekhawatiran anggota keluarga.
Hal ini juga dapat disebabkan oleh perilaku orang tua yang terlalu keras sehingga menimbulkan tekanan mental dengan cara memarahi atau meremehkan hal yang dilakukan anak atau kecemasan berlebih orang tua sehingga mereka melarang anak untuk beraktivitas merupakan penyebab utama munculnya gangguan kecemasan pada anak ketika dewasa.
Kesulitan berinteraksi dengan orang lain
Apapun masalah yang menyebabkan suatu keluarga jadi bermasalah, efek kecemasan yang timbul sebagai akibatnya juga akan memengaruhi kemampuan anak untuk berinteraksi dan membentuk suatu hubungan dengan orang lain.
Hal tersebut dapat dipicu oleh pemikiran atau pandangan negatif dari orangtua yang “ditularkan” terhadap anak bahwa setiap orang tidak dapat dipercaya, ataupun rasa cemas jika orang lain mengetahui kondisi keluarganya.
Kesulitan menerima kenyataan
Hal ini dapat disebabkan oleh konflik yang muncul dari perbedaan pandangan antara orang tua dan anak, serta orang tua yang memaksakan pendapatnya pada anak — alias cuci otak.
Akibatnya, anak tumbuh besar sulit mempercayai hal yang dialaminya dan cenderung kurang mempercayai emosi milik sendiri bahkan apa yang ditangkap oleh indera mereka.
Bisakah Keluarga Bermasalah memperbaiki diri demi memiliki keluarga yang harmonis?
Dikutip dari Psych Central, ahli psikologi klinis Elvira G. Aletta, Ph.D membuat suatu daftar hal yang terpenting dalam keluarga agar rumah dapat menjadi lingkungan yang kondusif dan aman bagi setiap anggotanya, di antaranya sebagai berikut:
1. Menghargai setiap anggota keluaga, baik hubungan antar saudara, antar pasangan, dan orangtua dengan anak.
2. Menciptakan lingkungan yang aman secara emosional, di mana setiap anggota keluarga bisa sebebas mungkin mengutarakan pendapat, keinginan, dan perasaannya tanpa merasa khawatir diremehkan atau dipermalukan.
3. Menjadikan keluarga tempat untuk menghilangkan stress atau trauma
4. Menghargai privasi antar anggota keluarga
5. Bertanggung jawab dalam menjaga kepercayaan dan tidak menimbulkan kecemasan
6. Selalu dapat saling memaafkan ketika ada konflik atau memiliki perbedaan pendapat
7. Dapat mengekspresikan emosi sewajarnya
8. Memberikan kesempatan setiap orang untuk berubah dan tumbuh
9. Kedua orang tua berhubungan baik dan melakukan tugas pengaruh orang tua sebagai tim
10. Membiasakan perilaku sopan santun di rumah
11. Memiliki batasan yang jelas antara hubungan orang tua dan anak
12. Saling membantu satu sama lain
13. Menyempatkan waktu untuk makan bersama
[MY/sumber:hellosehat.com/Cms]