ChanelMuslim.com – Puasa, aktualisasi rasa empati dan memupuk rasa peduli. Puasa secara bahasa Shaum (puasa) bermakna ‘imsaak’ yaitu menahan. Secara istilah syar’i maka puasa adalah beribadah kepada Allah subahanahu wata’ala dengan cara menahan diri dari makan, minum dan dari segala yang membatalkannya, sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Puasa didahului dengan niat terelih dahulu. Bagi yang melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid atau mushalla biasanya melakukan niat secara bersamaan dengan imam melafatkan niat puasa. Kegiatan melafatkan niat secara bersama lazim dilakukan oleh umat muslim utamanya di pedesaan.
Puasa merupaka sebuah aktualiasi sikap sosial yakni empati. Empati merupakan sebuah kecenderungan dimana merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Ikut merasakan apa yang orang lain rasakan. Hal ini sebagai bentuk tenggang rasa terhadap sesama.
Baca juga: Musafir dan Imam Baghdad, Sang Imam Istighfar
Umat Islam yang berpuasa merasakan lapar dan dahaga superti yg dirasakan oleh saudara-saudara kita yang tidak makan. Ada sebagian yang tidak pasti makan sekali dalam satu hari atau bahkan berhari-hari karena memang tidak mempunyai makanan.
Dengan demikian rasa empati tersebut menjadi pendorong bagi umat manusia untuk senantiasa bersyukur atas Rizki yang Allah berikan. Senantiasa mensyukuri nikmat yang sudah diberikan.
Yang unik dalam berpuasa adalah tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja. Akan tetapi menahan semua aktifitas yang dapat mengurangi pahala puasa. Tidak hanya sesuatu yang nampak saja yang membatalkan puasa sperti makan dan minum saja. Akan tetap yang tidak nampak pun bisa mengurangi pahala puasa. Salah satunya adalah berkata dusta.
Berkata Dusta (az zuur)
Inilah perkataan yang membuat puasa seorang muslim bisa sia-sia, hanya merasakan lapar dan dahaga saja.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com