• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Sabtu, 13 Desember, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Oase

Mendidik Dengan Ketauladanan

07/08/2019
in Oase
69
SHARES
532
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

Tulisan ini penulis mulai dengan mencuplik scene adegan film “Ferrari Ki Sawaari”. Dalam salah satu adegan film tersebut, diceritakan ada seorang ayah membonceng anaknya dalam perjalanan pulang dari sekolah. Di tengah jalan, ia dan anaknya tak sengaja menerobos lampu merah. Waktu itu, anaknya memperingatkan ayahnya untuk berhenti, tetapi karena tidak ada polisi di pos jaga. Maka merekapun mencari pos polisi terdekat. Sampai di pos polisi terdekat, mereka berhenti kemudian terjadilah dialog antara ayah dan pak polisi. “Pak, tolong saya ditilang karena tadi saya telah menerobos lampu merah”. Kata sang ayah. Kemudian polisi itu menjawab, “Maaf pak, apakah tadi ada saksi mata yang melihat bapak menerobos lampu merah”. Tanya sang polisi. “Tidak ada pak”. Jawab dia. “Lalu kenapa anda datang kesini. Saya tidak bisa menilang anda kalau tidak ada saksi mata yang melihat”. Cetus pak polisi. “Memang tidak ada pak, tapi anak saya melihat kejadian itu. Saya malu terhadap anak saya. Saya selalu mengajarkannya tentang kejujuran dan tanggung jawab terhadap setiap perbuatan yang kita lakukan. Oleh karenanya saya minta tolong diberi sanksi atas pelanggaran saya”.

              Alangkah baiknya anak-anak negeri ini jika nilai-nilai kejujuran, keberanian, dan sikap bertanggungjawab terhadap perbuatan yang telah dilakukan ditanamkan dalam lingkungan sekolah. Memang selama ini ada pendidikan karakter akan tetapi akan menjadi bungkusan kosong jika hanya diberikan dalam bentuk ceramah saja. Anak-anak bangsa kita membutuhkan ketauladan nyata dari guru, orangtua, dan segenap civitas akademika sekolah. Dengan tindakan dan perbuatan kongkrit maka mereka bisa melihat realitas sebenarnya. Ketauladanan sesungguhnya. Bukan fiksi atau sebuah film. Bagi guru, sikap berani dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah dilakukan akan membuat para guru mawas diri. Guru akan berhati-hati ketika berucap dan bertindak. Jika ucapannya tidak sama dengan perbuatan maka sebenarrnya ia telah memberikan contoh tidak baik terhadap siswa. Dan harusnya guru tersebut malu menyadang predikat guru. Malu terhadap diri sendiri. Dan malu terhadap siswanya, terlebih malu terhadap institusi, tempat dimana guru tersebut bekerja. Bagi karyawan dan Tata Usaha, sikap jujur dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah dilakukan  membuat mereka tidak akan berani menyelewengkan atau memark-up dana anggaran pemerintah. Mereka sadar jika melakukannya maka mereka telah berbohong terhadap diri dan institusi pendidikan. Bagi siswa, sikap jujur dan berani akan melahirkan kepercayaan diri dalam dirinya. Siswa tak akan berani mencontek saat ujian karena mereka tahu mencontek adalah perbuatan tidak jujur terhadap diri sendiri.

              Sudah cukup anak-anak bangsa ini ditontonkan dengan kasus Korupsi (ketidakjujuran) para pejabat, ketauladan salah dari para public figure yang terjerat kasus narkoba, pornoaksi, dan kriminal. Anak-anak negeri ini harus dididik dengan ketauladan baik kita. Sikap dan perilaku baik dari para guru dan orangtua. Sehingga masa depan bangsa ini akan jauh ebih baik. Semoga…

Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Resensi (Islam Agama Akhlak)

Next Post

Tukang Kebun yang Pandai

Next Post

Tukang Kebun yang Pandai

Sekolah Terbaik

Inilah Wasiat Hikmah KH Maimoen Zubair yang Menggugah Hati

  • Bun, Yuk Kenali Gangguan Pencernaan pada 1.000 Hari Pertama Bayi

    124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7707 shares
    Share 3083 Tweet 1927
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3272 shares
    Share 1309 Tweet 818
  • Keutamaan Berkumpul di Masjid dan Membaca Al-Qur’an

    253 shares
    Share 101 Tweet 63
  • Kafe Sastra Balai Pustaka, Tempat Artis Nongkrong untuk Membaca

    169 shares
    Share 68 Tweet 42
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    5190 shares
    Share 2076 Tweet 1298
  • Bacaan Doa saat Duduk Tasyahud Akhir Lengkap Beserta Latin dan Terjemahannya

    2022 shares
    Share 809 Tweet 506
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1609 shares
    Share 644 Tweet 402
  • Cemburu Suami Istri Itu Harus

    66 shares
    Share 26 Tweet 17
  • Ayat Al-Qur’an tentang Traveling

    458 shares
    Share 183 Tweet 115
  • Yang Berhak Memandikan Jenazah Ibu

    2808 shares
    Share 1123 Tweet 702
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga