Apakah dengan uang receh itu anakku berbagi?
**************
“Eh, Nak ada pengemis. Gih kasih nih sodaqoh”
Sembari seorang ibu mengeluarkan recehan 500 perak.
Lalu, ketika ditanya, “Apakah ibu sudah mendidik anak untuk berinfaq?”
Dengan bangga dijawab, “Oh ya sudah dong.. itu tadi buktinya”
*****
Yaa.. seringkali kita memang mengidentikan urusan memberi fakir miskin, berbagi, shodaqoh adalah dengan cara yang demikian itu. Cukup.
Dengan uluran tangan menyerahkan uang recehan yang sekiranya terjatuh dari mobil kita enggan tuk memungutnya kembali. Tak dihiraukan.
Lalu..
Kita berharap kelak anak-anak kita menjadi ahli shodaqoh, gemar berbagi.
Alloh ta’ala berfirman:
“Kalian tidak akan pernah mendapatkan kebajikan (yang sempurna), sebelum kalian menafkahkan sebahagian harta yang kalian cintai. dan apa saja yang kalian nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Ali Imron: 92)
Ya,
Untuk mendapatkan kebajikan yang sempurna maka diraih dengan menginfaqkan harta yang kita CINTAI.
Sudahkah anak-anak kita merelakan harta yang mereka cintai untuk diinfaqkan? Untuk berbagi?
***
Baiklah, jika kita mengharapkan kebajikan yang sempurna, maka..
Mendidik anak gemar berbagi itu tak sekedar mengulungkan recehan (bilamana ada) saja.
Latihlah anak-anak agar MENYENGAJA menyimpan, menyisihkan harta yang mereka cintai untuk berbagi.
Sediakan celengan khusus infaq untuk mereka isi sepenuh hati dan kecintaan dengan harta yang mereka miliki.
Bisa jadi dari menyisihkan uang jajan, menyisihkan sebagian uang pemberian kerabat atau hadiah atas prestasi mereka.
Yakinkan bahwa tidak akan pernah hilang, harta yang diinfaqkan. Justru inilah yang menjadi sebenar-benar dan sebaik-baik simpanan nan abadi.
Nb:
Harta yang dicintai itu tidak juga musti bernilai banyak.
Bisa jadi 500 perak pun menjadi sebaik-baik harta dari anak kita ^_^
*****
Semoga Alloh mudahkan bagi kita memiliki anak-anak yang jerih payahnya adalah demi kebaikan akhiratnya..
Menjadi investasi kita kelak di akhirat.
***
Merenungi kajian Ustdz Rizal Yuliar, Lc
Ditulis oleh Za Ummu Raihan (Penulis Buku Mencetak Hafidz Cilik) di akun Facebook pada 9 Februari 2018 pukul 11.33