ChanelMuslim.com – Alif belajar i’tikaf. “Alif, sini, Nak!” panggil ayah Fikri ketika melihat sekelebat bayangan Alif melintas di pintu samping ruang tengah.
Alif melongokkan kepalanya.
“Gimana, Yah? Alif mau ke kamar nih,” ujarnya.
“Mulai besok malam kita i’tikaf di masjid kompleks ya. Persiapkan apa yang diperlukan, ok?” jawab ayah Fikri.
“Nginep di masjid, Yah? Asik ketemu Dodi dong nanti. Bisa main lebih lama,” seru Alif kegirangan.
Bayangan bertemu sahabatnya di masjid membuatnya bersemangat untuk ikut.
Baca juga: Rahasia Lailatul Qadar, Malam Seribu Bulan
“Huss, kamu ini yang dipikir main doang,” sahut ayah Fikri.
Alif duduk di sebelah ayahnya.
“Yah, kenapa sih kita harus i’tikaf?” tanyanya.
Ayah Fikri memperbaiki posisi duduknya mengarah ke Alif, agar pandangannya fokus ke anak bujangnya yang sudah mulai memasuki fase aqil baliq masa pertumbuhannya.
“Begini ya, Lif. I’tikaf itu tidak harus dilakukan karena merupakan amalan sunnah saja. Tetapi i’tikaf merupakan amalan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Terutama di bulan Ramadan. Apalagi memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan ini. Sangat dianjurkan, tahu kenapa, Lif?” tanyanya
“Berharap mendapatkan malam Lailatul Qadr dong, Yah,” jawab Alif mantap.
“Bener banget tuh,” Ayah Fikri mengacungkan jempolnya dengan semangat.
“Iya, malam yang diyakini ada pada 10 hari terakhir. Semoga kita besok dapat ya, Nak. Aamiin,” sahutnya lagi.
Alif pun mengaminkan doa ayahnya.
“Selain mengharapkan mendapatkan malam Lailatul Qadr, niat i’tikaf yang paling utama adalah semata-mata untuk beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Untuk mendapakan keridhaan-Nya atas apa yang kita lakukan. Kalau Allah sudah ridha, insha Allah selamat dunia akhirat kita, Nak. Jadi, mulai i’tikaf besok Alif harus serius ibadah ya. Jangan main-main!” nasehat ayah Fikri pada Alif.
“Iya, Yah. Sesekali boleh lah ya buat refreshing,” sahut Alif
“Iya, tetapi berdiam diri dengan melakukan hal-hal positif jauh lebih baik, Nak. Alif pertimbangkan sendiri apa yang Alif kerjakan itu bernilai positif atau tidak. Kalau tidak, ya tidak usah dikerjakan. Buang waktu sia-sia tuh. Iya, kan? Ayo, luruskan niat supaya i’tikaf kita bernilai ibadah dan bisa menambah pahala kita,” jelas ayah Fikri.
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com