ChanelMuslim.com- Beberapa jam setibanya di kawasan Petamburan Jakarta, Habib Muhammad Rizieq Shihab menyempatkan diri menyampaikan “oleh-oleh” dari perjalanan panjangnya di Mekah. Ratusan jamaah dengan busana putih tampak memadati ruangan masjid itu.
Pada kesempatan itu, Imam Besar FPI ini menjelaskan bagaimana izin tinggalnya bisa diperpanjang hingga 3 setengah tahun. Menurutnya, semua itu atas bantuan dari pemerintah Saudi yang mempersilakan dirinya dan keluarga untuk tinggal di sana.
“Syaih, kami akan bantu Anda sampai kapan Anda akan tinggal,” kira-kira seperti itulah yang disampaikan otoritas Saudi kepada ulama kelahiran 24 Agustus 1965 ini.
Saat itulah akhirnya Habib Rizieq menyampaikan bahwa sampai tanggal 11 November saja. Insya Allah, ungkap ayah lima puteri ini, ia akan kembali ke tanah air pada 9 November.
“Jadi kalau ada yang mengatakan saya ditahan atau kena denda karena melakukan pelanggaran imigrasi, itu bohong,” tegas Habib.
Habib Rizieq menceritakan bagaimana ia dan keluarganya justru merasa jauh lebih baik saat berada di Arab Saudi di banding sebelum ia berangkat ke sana. Ia bisa berhaji setiap tahun, bisa menunaikan umroh tiap pekan, berziarah ke mana pun yang ia mau.
Habib pun mengungkapkan bagaimana kehidupannya serba cukup saat berada di Mekah. “Sedikit pun rezeki yang saya dapatkan di sana tidak pernah kurang,” ungkap Habib.
Bahkan, selama tinggal di sana, ia bisa menyelesaikan desertasi doktornya dalam 1000 halaman dengan bahasa Arab. Begitu pun dengan puteri-puterinya. Mereka bisa menyempatkan diri menghafal 10 juz Alquran.
“Semua itu nggak bisa saya dapatkan kalau tidak tinggal di sana,” jelas Habib.
Habib Rizieq pun mengungkapkan, kalau bukan karena panggilan dakwah, saya dan keluarga jauh lebih nyaman tinggal di sana. Dan, sangat berat hati meninggalkan kota Mekah.
[gambar1]
Upaya Pembatalan di Jam-jam Terakhir Kepulangan
Pada kesempatan itu pula, Habib Muhamad Rizieq Shihab menceritakan bagaimana jahatnya pihak-pihak tertentu yang berupaya menggagalkan kepulangannya dan keluarga ke tanah air. Setidaknya, ada tiga upaya yang akan ia ceritakan.
Pertama, seperti yang telah ia sampaikan ke publik bahwa ada pihak tertentu yang mengatasnamakan dirinya lengkap dengan foto yang mengirim email ke pihak travel tentang pembatalan. Syukurnya, pihak travel menyampaikan konfirmasi ke Habib. Dan akhirnya, hal itu bisa diselesaikan.
Kedua, apa yang terjadi pada malam Ahad, padahal Seninnya merupakan hari kepulangannya. Saat itu, ada pihak yang mengirimkan pembatalan dengan mengatasnamakan pihak travel di mana Habib Rizieq memesan tiket. Pesan pembatalan itu seolah disampaikan pihak travel ke marketing yang memegang otoritas tiket penumpang. Dan pihak marketing pun akhirnya melakukan pembatalan.
Syukurnya, pihak Habib Rizieq sudah menemukan solusi untuk masalah itu. Ia pun mengontak pihak travel untuk mengganti kode boking baru. Pihak travel menyetujui, tapi dengan konsekuensi ada biaya tambahan. Dan hal itu disetujui Habib, asal di hari dan waktu yang sama. Dan alhamdulillah, tiket itu ia dapatkan.
Berbeda dengan kasus pertama yang langsung ia umumkan ke publik, kali ini upaya jahat itu tidak ia umumkan. Ia meminta pihaknya untuk merahasiakan solusinya itu.
“Jadi, biarkan mereka tertawa karena merasa berhasil dengan upaya jahatnya itu,” ungkap Habib.
Namun, ternyata hal itu akhirnya bocor juga. Hal inilah yang akhirnya pihaknya mengalami upaya penggagalan yang ketiga.
Pada jam 4 sore, atau tiga jam sebelum keberangkatan, pihak travel menyampaikan bahwa salah seorang puterinya tidak bisa berangkat karena adanya pembatalan, ini terjadi dari dugaan transaksi pembayaran tiket bermasalah.
Ada pihak-pihak yang mengaku ATMnya dimanipulasi dalam pembayaran itu, dan lainnya.
Saat itulah, pihak Habib Rizieq benar-benar kewalahan. Pasalnya, kalau puterinya tidak bisa berangkat, maka ia pun tidak diizinkan berangkat karena aturan di Saudi seorang wanita berada di Saudi harus bersama penanggung jawabnya.
Di saat itu pula, pihak Saudi merasa heran dengan upaya penggagalan seperti itu. Dengan bantuan otoritas Saudi, pada jam 5 sore, masalah itu bisa terselesaikan. Dan pada jam 6 sorenya, ia dan keluarga sudah diperbolehkan memasuki ruang tunggu keberangkatan.
“Saya hanya yakin, kalau Allah sudah berkehendak, kekuatan apa pun tidak akan bisa mencegahnya,” pungkasnya. (Mh)