ChanelMuslim.com—Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (Forum SATHU) meminta Kementerian Agama (Kemenag) dan Badan Pengelola Keuanga Haji (BPKH) mengundang asosiasi untuk membahas bagaimana tindak lanjut paska diumumkannya pembatalan ibadah haji pada tahun ini. Pasalnya, masih banyak masalah yang perlu dibahas bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui asosiasi haji dan umrah dalam hal ini Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (SATHU).
“Kami meminta Kementerian Agama segera mengundang kami untuk duduk bersama membahas tindak lanjut paska haji dibatalkan,” kata Ketua Pembina Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (SATHU) Fuad Hasan Masyhur melalui keterangan tertulisnya, Selasa (2/6).
Menurut dia, banyak masalah dalam penyelenggaraan haji khusus yang mesti dibahas bersama antara pemerintah dan asosiasi penyelenggara perjalanan ibadah haji khusus (PIHK), salah satunya terkait dengan tanggung jawab masing-masing pihak, baik dari pemerintah, PIHK kepada jamaah serta PIHK kepada pihak ketiga terkait dalam penyelenggaraan ibadah haji khusus baik di dalam maupun di luar negeri. Semua masalah ini perlu dibahas secara rinci agar tidak ada satu pun pihak yang dirugikan.
“Karena bagi kami, sebagai PIHK ada kewajiban untuk menjamin pelaksanaan haji kedepan dapat berjalan sebagaimana mestinya,” katanya.
Kata dia, bagaimana pun, citra dunia usaha di sektor haji khusus ini sangat sensitif dan perlu banyak koordinasi untuk mendapatkan keputusan yang terbaik bagi semua pihak. Maka dari itu, kesempatan untuk bertemu dengan pemerintah dalam hal ini Kemenag dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) perlu segera dilakukan.
“Kami berharap pertemuan koordinasi dengan Kemenag dan BPKH dapat segera dilakukan secepatanya untuk menghindari kemungkinan terjadinya dampak dari keputusan pembatalan haji 2020,” katanya.
Fuad berharap, keputusan meniadakan penyelenggaraan haji tahun ini tidak mengganggu daripada kesehatan usaha para PIHK, karena bagaimana pun PIHK memiliki kewajiban untuk menjaga eksistensi perusahaan, agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Tentunya eksistensi usaha di sektor haji khusus ini perlu didukung pemerintah dengan memberikan kebijakan-kebijak yang berpihak kepada dunia usaha.
“Pembahasan bersama ini penting dilakukan agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan paska pengumuman dibatalkannya penyelenggaraan haji tahun ini,” katanya.
Fuad mengatakan secara umum, Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (SATHU) memahami kebijakan Menteri Agama yang memutuskan membatalkan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, khususnya karena sampai saat ini Pemerintah Arab Saudi masih belum memberikan kepastian terkait jadi atau tidaknya menyelenggarakan ibadah haji di tengah pandemi Covid-19.
“Secara umum kami memahami dengan kebijakan yang dikeluarkan Menteri Agama bapak Fachrul Razi saat ini,” ujarnya.
Seperti diketahui Forum SATHU ini merupakan gabungan dari tiga asoasiasi umrah dan haji khusus di antaranya Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh), Kesatuan Travel Haji dan Umrah Republik Indonesia (Kesthuri), Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan Inbound- Indonesia (Asphurindo).[ind/rilis]