YANG berlimpah tak selalu berkah. Justru, saat berlimpah, fitnahnya jauh lebih besar.
Ada fitnah di balik keadaan yang berlimpah. Antara lain, munculnya kedengkian, permusuhan, hingga perpecahan sesama saudara. Baik dalam cakupan besar maupun kecil.
Perang Hunain sejatinya pertanda kekuatan pasukan Islam. Jumlah pasukan di perang itu belum pernah ada di perang-perang sebelumnya. Teramat besar. Bahkan, para mualaf Quraisy yang jago-jago perang pun sudah ikutan.
Kemenangan fisik memang ada di tangan pasukan Islam. Tapi saat pembagian harta rampasan perang keadaannya menjadi lain. Jumlah yang teramat besar dari rampasan perang menjadikan pasukan Islam menjadi renggang.
Bukan hanya di antara mereka. Bahkan antara mereka dengan teladan mulia, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kecuali orang-orang yang Allah Rahmati.
Mereka seperti menggugat cara Rasulullah membagi harta rampasan. Karena saat itu, semua harta rampasan dikhususkan Nabi untuk para mualaf Quraisy Mekah yang baru saja bergabung.
Muncul desas-desus: ternyata Nabi lebih memihak sanak kerabatnya yang orang Mekah daripada yang dari Madinah.
Nabi langsung mengumpulkan seluruh pasukan yang non mualaf Mekah. Nabi menasihati, “Apakah kalian lebih ridha pulang bersama unta, kuda, kambing, dan harta benda; daripada pulang bersama Rasulullah?”
Nabi pun menegaskan bahwa beliau akan pulang bersama ke Madinah, dan kelak akan dimakamkan di Madinah.
Luluhlah hati para sahabat saat itu. Mereka menyesal. Mereka menangis di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
**
Tahun 1258 mestinya menjadi masa kejayaan Islam. Kekhalifahan Abbasiyah saat itu begitu besar. Sebuah harta tak ternilai juga telah mereka miliki: perpustakaan Baitul Hikmah yang menyimpan kitab-kitab keilmuan yang tiada tara. Mulai dari keagamaan, sains, filsafat, matematik, astronomi, dan lainnya.
Justru, di tahun itulah, kekhalifahan Abbasiyah berakhir. Pada awal Februari tahun itu, pasukan Mongol menaklukkan mereka.
Ibukota Bagdad hancur dan dibakar. Lebih dari satu juta umat Islam dibantai. Dan perpustakaan Baitul Hikmah dibakar, buku-buku dibuang ke sungai Tigris, hingga membuat air sungai berwarna hitam karena lunturan tinta.
Para ahli sejarah menyebut, andai perpustakaan itu masih terjaga hingga sekarang, dunia sudah jauh lebih maju dari saat ini.
**
Dalam kasus-kasus kecil pun demikian. Munculnya permusuhan sesama saudara kandung justru saat tersedia jatah warisan. Padahal selama masih ada ayah ibu, semua hubungan saudara baik-baik saja.
Permusuhan dan perpecahan sesama saudara sedarah itu bukan di saat harta mereka kurang. Justru, di saat akan ada harta tambahan berupa warisan.
**
Dunia ini memang unik. Banyaknya tak selalu identik dengan manfaatnya. Dan sedikitnya, tidak selalu identik dengan mudharatnya.
Nikmatilah apa yang telah Allah berikan. Puaskan hati dengan rasa syukur. Bahagiakan hidup dengan selalu merasa cukup. [Mh]