ChanelMuslim.com- Wayang sudah ditakdirkan untuk menjadi permainan. Permainan ini disetir oleh seorang dalang. Semua tokoh wayang diatur sedemikian rupa sehingga membentuk cerita yang menarik.
Ada tokoh wayang yang berperan sebagai orang baik, mempesona, dan patut menjadi idola. Ada juga yang menjadi sosok jahat sebagai perimbangan konflik cerita agar tetap menarik disimak.
Dalam permainan wayang, penonton dibuai sedemikian rupa sehingga lupa bahwa tokoh-tokoh yang ia idolai dan yang dibenci hanyalah sekadar wayang. Ia menjadi baik karena keinginan dalang, dan menjadi jahat juga karena dalang.
Buaian ini boleh dibilang wajar. Karena sosok dalang tak pernah tampil apa adanya. Ia berada di posisi tersembunyi. Semakin hebat sang dalang, semakin penonton tak menyadari kehadirannya.
Kalau wayang bisa bicara, dia akan mengatakan, “Bukan saya yang baik dan bukan dia yang jahat. Kami tak berdaya untuk menjadi diri sendiri. Semua atas kehendak dalang!”
Sosok wayang yang baik dan hebat hanya ada selama dalam panggung pertunjukan. Dan yang jahat pun begitu. Mereka akan kembali netral dan biasa kalau panggung pertunjukan sudah usai.
Dalam dunia manusia, peran wayang tidak sesederhana dalam permainan wayang. Perannya lebih unik, dan konfliknya jauh lebih menarik. Peran dalangnya pun lebih hebat.
Satu hal yang tidak pernah ada dalam permainan wayang, dalam dunia manusia, wayang bisa menjadi dalang. Dan, dalang bisa menjadi wayang.
Kini, tinggallah penonton yang bingung: apakah wayang ini memang benar-benar sebagai wayang yang dimainkan dalang, atau dalang yang menjelma menjadi wayang.
Selamat memilih pemimpin. Bukan memilih wayang, atau dalang yang berpura-pura menjadi wayang. Atau juga sebaliknya: wayang yang seolah seperti dalang. (muhammad nuh)