ChanelMuslim.com- Setiap muslim setidaknya Allah panggil tiga kali. Dua bisa ditunda. Tapi yang terakhir tidak.
Setiap muslim, termasuk kita, Allah subhanahu wata’ala panggil tiga kali. Panggilan untuk menghadapNya. Walaupun, demi panggilan itu, kita lepas dunia untuk sementara atau selamanya.
Panggilan pertama adalah azan shalat. Lima kali sehari, Allah panggil kita untuk menghadapNya. Silakan penuhi panggilan itu. Sesegera mungkin. Saat itu juga.
Bagaimana kalau tidak bisa segera? Silahkan ditunda sebelum ada panggilan azan berikutnya. Tapi sebisa mungkin, penuhi panggilan itu saat itu juga.
Tentang panggilan ini, semua kita memahami bahwa bukan muazin yang memanggil kita. Mereka hanya petugas yang hanya menyuarakan panggilan itu. Panggilan sebenarnya dari Allah, Pencipta, Pemilik, dan Penguasa alam raya.
Mereka yang hatinya terbuka akan menyambut seruan itu dengan suka cita. “Ah, pertemuan agung itu akan segera dilangsungkan.” Ia pun segera berangkat. Tak peduli apa yang akan ia tinggalkan untuk sementara.
Panggilan kedua adalah haji. Allah panggil kita sejak 14 abad lalu melalui lisan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saat menyampaikan firmanNya: walillahi ‘alan naasi hijjul baiti manistathoo’a ilaihi sabiilaa. Tunaikanlah haji karena Allah bagi mereka yang mampu.
Jadi, panggilan itu sudah dikumandangkan. Tapi karena jarak tempuh memenuhi panggilan itu tidak seperti yang pertama, ada tambahan: bagi yang mampu.
Jaraknya sangat jauh. Perlu kekuatan dan kemampuan untuk bisa sampai di tempat itu. Perlu biaya besar untuk bisa tiba di tempat itu.
Jangan sekali-kali mengatakan, saya belum berhaji karena belum ada panggilan. Bukan panggilannya yang belum ada, Andanya yang lalai. Padahal, kekuatan dan kemampuan sudah ada.
Ada juga yang berdalih, saya belum siap berhaji meski saya mampu. Saya tidak ingin seperti mereka yang sudah berhaji tapi suka lalai shalat. Saya tidak ingin seperti yang sudah berhaji tapi masih banyak maksiat.
Lalu pertanyaannya, kapan Anda siap? Apa ada jaminan di waktu-waktu berikutnya umur Anda masih ada.
Panggilan yang ketiga adalah kematian. Inilah panggilan yang tidak bisa ditolak, tidak bisa ditawar.
Di panggilan pertama dan kedua, memang ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Tapi di panggilan terakhir ini, tanpa semua itu.
Siap tidak siap, panggilan kematian tak pernah menunda waktu. Detik itu juga akan dilangsungkan. Dalam keadaan apa pun: meski sedang sehat-sehatnya, sedang jaya-jayanya, sedang gagah dan cantiknya.
Jernihkan hati kita untuk senantiasa menyambut panggilan Allah, agar di panggilanNya yang terakhir nanti kita tidak sedang dalam lalai. [Mh]