TERASING tak selamanya negatif. Orang soleh bisa terasing di lingkungan yang buruk.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al-An’am: 116)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Islam itu datang dalam keadaan asing dan kembali dalam keadaan asing seperti awalnya. Beruntunglah orang-orang yang (dianggap) asing.
Seseorang bertanya pada Rasulullah tentang ghuraba. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Mereka yang memperbaiki manusia di tengah kerusakan.” (HR. Ahmad)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, “Beruntunglah orang-orang yang terasing.” Seseorang bertanya, ‘Siapa orang yang terasing itu, wahai Rasulullah?”
Rasulullah menjawab, “Orang-orang soleh yang berada di tengah banyaknya orang-orang buruk. Lalu, orang yang menentangnya lebih banyak daripada yang mengikutinya.” (HR. Ahmad)
**
Lingkungan masyarakat di sekitar kita tak selamanya baik. Tidak selamanya berisi orang-orang soleh: lahir dan batin.
Saat itulah orang-orang soleh yang ikhlas dan istiqamah akan dianggap aneh. Seperti itulah ketika awal-awal muslimah mengenakan jilbab di masyarakat kita. Mereka dianggap ‘menakutkan’, bahkan dicurigai sebagai sosok teroris.
Begitu pula mereka yang ingin mengembalikan syariat Islam sebagai hukum resmi. Mereka dianggap aneh dan tidak mengikuti zaman.
Ketika cap aneh dan asing itu dialamatkan ke seseorang yang soleh. Maka, merekalah yang dinilai Rasul sebagai orang yang beruntung.
Teruslah sabar dan istiqamah mengajak saudara-saudara kita kembali ke ajaran Islam yang kaffah. Dan mulailah ajakan baik itu diawali dari diri dan keluarga kita. [Mh]