ChanelMuslim.com- Ketenangan mengalir di saat jiwa ingin terus memberi. Dan kegelisahan datang di saat segalanya serba kurang.
“Duhai Allah, Engkaulah rabbku. Tidak ada ilah selainMu, yang telah menciptakanku. Aku hambaMu. Dan aku senantiasa dalam kesungguhan menunaikan janji kepadaMu, semampuku. Aku berlindung padaMu atas keburukan amalku. NikmatMu begitu besar untukku, sementara dosaku tak kalah besarnya terhadapMu.
“(Ya Allah) ampuni aku. Tidak ada sesuatu pun yang bisa mengampuniku selainMu.” (HR. Bukhari)
Indahnya sayyidul istigfar. Sebuah ungkapan pengakuan, perlindungan, dan permohonan ampun dengan sungguh-sungguh kepada Allah, Yang menciptakan, Yang melimpahkan nikmat, dan Yang Maha Pengampun.
Pengakuan bahwa kita hanya hamba Allah yang lemah. Pengakuan bahwa kita sudah berusaha sungguh-sungguh untuk senantiasa dalam menunaikan janji kepada Allah, semampu yang kita bisa. Juga pengakuan bahwa nikmat Allah begitu besar, sementara dosa kita pun tak kalah besarnya.
Pengakuan begitu banyaknya nikmat Allah yang telah diterima akan memunculkan semangat untuk memberi. Sebaliknya, pengecilan terhadap nikmat Allah akan mengunci diri dalam serba kekurangan, meski dalam serba kelebihan.
Kita pun memohon perlindungan kepada Allah. Bukan dari kejahatan setan. Bukan pula dari kejahatan orang lain atau pihak lain. Tapi dari kejahatan yang bersemayam dalam diri kita sendiri. Kejahatan yang kadang menyeruak di luar kendali diri sendiri.
Tak ada obat yang bisa menyembuhkan itu selain ampunan Allah. Itulah anugerah sangat mahal yang Allah berikan kepada hamba-hambaNya yang diridhai.
Ketenangan pun spontan menggantikan kegelisahan. Seolah hati menemui titik keseimbangannya. Ruh kembali dalam habitatnya. Tak ada lagi ombang-ambing nafsu yang terus menunjukkan serba kekurangan. Nafsu yang tak henti merengek haus dalam limpahan air laut yang tak pernah memuaskan dahaga.
Bahagia pun datang seiring ketenangan. Keberkahan pun tiba mengiringi ampunan. Kehidupan dunia seolah menawarkan sisi lainnya yang berbeda. Yang tidak menipu. Yang tidak dalam ruang angan-angan. Dan yang jujur mengatakan bahwa ini hanya sesaat dan sementara. Akhirat yang kekal dan selamanya. [Mh]