PEREMPUAN itu makhluk mulia. Perempuan mengandung, melahirkan, menyusui, dan membesarkan umat manusia. Ada teguran khusus Allah untuk mereka.
Allah subhanu wata’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok).
“Dan janganlah pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain, boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok).
“Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik setelah beriman…” (QS. Al-Hujurat: 11)
**
Ada yang menarik dari ayat ini tentang subjek perempuan. Allah menyebut secara khusus subjek itu, meskipun sebenarnya kata ‘kaum’ sudah termasuk juga di dalamnya subjek perempuan.
Tentu bukan Allah ingin menyudutkan posisi perempuan seolah sebagai pihak yang tertuduh. Tapi Allah yang Maha Tahu tentang ciptaan-Nya menutup celah kemungkinan terjadinya kekeliruan dalam pergaulan sehari-hari.
Di ayat lain, Allah justru menutupi perempuan dari hal yang sensitif karena Allah Maha Tahu bahwa perempuan itu pemalu.
Yaitu di firman Allah, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak….” (QS. Ali Imran: 14)
Ayat ini tidak menyebut bahwa yang termasuk kecintaan syahwat juga terhadap objek laki-laki. Karena bukan hanya laki-laki yang suka perempuan, perempuan pun suka laki-laki.
Tapi, Allah tidak menyebut hal ini, agar posisi perempuan yang pemalu tetap terlindungi di hadapan seluruh umat manusia.
Jadi, ketika Allah menyebut subjek perempuan secara khusus tentang larangan mengolok-olok, tentu karena Allah Maha Tahu tentang ciptaan-Nya.
Sekali lagi, bukan untuk menyudutkan. Tapi untuk memberikan penekanan yang lebih kuat agar potensi buruk itu tidak terjadi.
Hal ini juga menunjukkan bahwa Allah subhanahu wata’ala Maha Kasih dan Sayang, terkhusus untuk perempuan, agar mereka bisa mengendalikan potensi buruk yang mungkin bisa terjadi.
Selalulah menjaga baik sangka dengan saudara mukmin dan hindari ‘forum-forum’ yang memungkinan segala hal buruk dari lisan terluapkan tanpa terasa. [Mh]