MENCINTAI tanah air merupakan ungkapan syukur pada Allah subhanahu wata’ala.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan hijrah ke Madinah karena perintah Allah subhanahu wata’ala.
Di suatu tempat ketika masih terlihat Kota Mekah dari kejauhan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mencurahkan hatinya tentang cintanya dengan Mekah.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, teruntuk Kota Mekah: “Sungguh dirimu (Kota Mekah) negeri yang teramat indah dan paling aku cintai.
“Jika saja masyarakat Mekah tidak mengusirku, niscaya aku tidak akan tinggal di tempat lain selain dirimu.” (HR. Tirmidzi)
Begitu pun kecintaan Nabi terhadap Kota Madinah. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila pulang dari bepergian dan melihat dataran tinggi Kota Madinah, beliau mempercepat jalan unta beliau. Dan, bila mengendarai hewan lain, beliau memacunya karena kecintaannya (dengan Kota Madinah).” (HR. Bukhari)
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah mengatakan, hadis ini menjelaskan bahwa mencintai tanah air merupakan bagian dari syariat Islam.
**
Mencintai tanah air bukan sekadar menunjukkan eksistensi diri. Melainkan juga sebagai ungkapan rasa syukur pada Allah.
Dari situlah, cinta tanah air bukan sekadar menunjukkan kebanggaan terhadap suatu wilayah. Tapi, menjadi panggilan untuk menjaga, melindungi, dan memakmurkan wilayah itu untuk kebaikan bersama. [Mh]