MUSIBAH itu harus disikapi dengan sabar. Tapi, tak semua bisa mengucapkan ‘sabar’ pada yang terkena musibah.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengisahkan sebuah hikmah yang dialami Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saat di sebuah kuburan.
Nabi melihat ada seorang wanita yang menangis di sisi sebuah kuburan. Mungkin wanita itu sedang berada di sisi kuburan keluarganya yang baru dimakamkan.
Nabi menghampiri wanita itu. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah!”
Wanita itu langsung mengatakan kepada Nabi, “Menjauhlah dariku. Anda belum merasakan (beratnya) musibah yang aku alami.”
Nabi pun meninggalkan wanita itu. Beberapa lama setelah itu, ada seseorang yang menyampaikan ke wanita itu bahwa orang yang tadi itu adalah Nabi shallallahu ‘alaih wasallam.
Mendengar kabar itu, wanita itu langsung menuju ke rumah Nabi. Ia berusaha menemui Nabi. Wanita itu mengatakan kepada Nabi, “(Maaf), aku belum mengenal Anda.”
Nabi bersabda, “Sesungguhnya yang namanya sabar itu di awal musibah.” (HR. Bukhari)
**
Sebuah kalimat bijak memang mengatakan, “Perhatikanlah apa yang diucapkan, bukan siapa yang mengucapkan.” Tapi kadang, kompetensi dari sosok yang mengucapkan juga bisa mempengaruhi penerimaan. [Mh]