ChanelMuslim.com- Jangan merasa aman sebelum kaki kita menginjak surga. Sebelum ada kepastian itu, apa saja bisa terjadi.
Puncak kebahagiaan seorang mukmin manakala ia sudah berada di surga. Sebelum itu, segala sesuatu bisa saja terjadi. Mulai dari kematian yang buruk, hisab yang berat, dan gugatan di hari hisab.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mewanti-wanti para sahabat tentang takdir buruk yang bisa menimpa siapa saja di akhir hidupnya.
“Sungguh seseorang di antara kalian beramal dengan amalan ahli surga. Tidak ada jarak antara dirinya dengan surga kecuali satu hasta. Tapi, takdir mendahuluinya, ia beramal dengan amalan ahli neraka dan ia mati sebagai ahli neraka. Maka, ia pun masuk neraka.”
Astaghfirullah. Semoga hal itu tidak terjadi kepada siapa pun di antara kita. Seseorang yang sudah merasa aman bahwa dirinya akan menjadi calon penghuni surga karena amal-amalnya. Tapi, takdir Allah mendahuluinya sebagai ahli neraka.
Mungkin saja, orang yang mengenalnya akan mengakuinya sebagai orang shaleh. Boleh jadi, tak seorang pun yang menyangkal bahwa ia pasti akan masuk surga.
Namun, apa mau dikata. Ternyata takdir Allah menentukan lain. Di penghujung hidupnya, ia melakukan amalan ahli neraka. Dan, ia pun mati dalam keadaan buruk.
Dari sinilah, seorang mukmin harus tak pernah henti untuk senantiasa memanjatkan doa agar bisa mati dalam husnul khatimah. Meskipun ia merasa yakin bahwa keadaan dirinya sudah hampir pasti masuk surga.
Itu pun belum cukup. Minta tolong orang lain untuk mendoakannya agar bisa memperoleh husnul khatimah. Karena doalah yang bisa mengubah takdir Allah. Bukan usaha dan ikhtiar kita.
Bahkan ketika kematiannya baik, itu pun belum cukup untuk memastikan bahwa keadaan sudah aman. Karena ada fase lain di akhirat sana berupa hari pengadilan. Di situlah orang akan digugat oleh orang lain tentang hidupnya di dunia.
Di antara yang menggugat itu boleh jadi anggota keluarga kita sendiri. Mereka yang merasa bahwa kita tidak amanah. Isi gugatannya: kita seolah hanya ingin masuk surga sendiri, sementara keluarga terabaikan.
Ada pula gugatan yang datang dari para pegawai yang merasa kurang dipenuhi hak-haknya. Ada juga gugatan yang datang dari konstituennya. Mereka menggugat karena wakilnya di legislatif itu tidak memperjuangkan hak mereka, kurang amanah dengan aspirasi yang telah disepakati.
Meski seseorang yang sangat shaleh sekali pun akan begitu berat menjalani hisab karena kekayaannya. Hal ini pernah diungkapkan Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu ketika berkeinginan sekali mati dalam keadaan miskin, padahal ia dikenal sangat kaya.
Menurutnya, orang kaya yang masuk surga, waktu masuknya 500 tahun lebih lama dari orang miskin. Hal ini karena hisab dari kekayaannya itu.
Itu Abdurrahman bin Auf yang sangat dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia juga seorang mujahid yang ikut di banyak peperangan Islam. Bagaimana dengan kita?
Imam Ahmad bin Hambal pernah memberikan nasihat. Jangan pernah merasa aman, sebelum kita benar-benar telah memasuki surga Allah. [Mh]