SOLEH itu artinya baik agamanya. Bayangkan jika ada orang soleh yang lemah, fisik dan mentalnya.
Kalau kita belajar di pesantren, maka menjadi hal biasa jika para santri diajarkan ilmu bela diri. Biasanya berupa kegiatan ektra kurikuler.
Hal itu tentu bukan agar para santri menjadi jagoan. Tetapi agar mereka tidak menjadi orang soleh yang lemah, baik fisik dan mental.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengisyaratkan hal itu. “Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang, dan memanah.” (HR. Bukhari Muslim)
Ilmu bela diri bukan sekadar sebuah keterampilan. Melainkan sebuah pendidikan tentang keberanian dan percaya diri.
Tanpa keberanian dan percaya diri, segala kemampuan yang dimiliki seseorang tak akan ada nilainya. Ia akan menjadi orang pintar atau orang baik yang tak berdaya.
Jadi, bukan sekadar tentang ilmu bela dirinya. Bukan pula tentang keterampilan berkuda, berenang, dan memanahnya. Melainkan tentang keberanian dan percaya diri.
Karena dasar dari ilmu bela diri adalah keberanian dan percaya diri. Apa pun jenis dari ilmu bela diri itu.
Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah mengajarkan kalimat doa. “Ya Allah, lindungi aku dari sifat orang pendosa yang jahat dan dari sifat orang soleh yang lemah.”
Kata dalam bahasa Arabnya yaitu ‘ajzus tsiqah. ‘Ajzu adalah lemah dalam mental. Mungkin saja ia berbadan besar, tapi lemah dalam mentalitas alias penakut.
Apa jadinya jika ada orang soleh yang penakut? Ilmu agama dan kesolehannya boleh jadi akan dimanfaatkan pihak lain untuk melemahkan umat Islam sendiri.
Orang soleh yang penakut tidak berani menyatakan bahwa yang haq adalah haq, dan yang batil adalah batil. Ia takut menghadapi risiko jika bersikap sebenarnya.
Dengan kata lain, orang soleh yang penakut hanya memikirkan tentang keselamatan dirinya. Bukan orang lain yang sebenarnya sangat membutuhkan penegasan.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Khudzuu maa aataynaakum biquwwah.” Pegang teguhlah apa yang telah Kami berikan kepadamu. (QS. 2: 63)
Biquwwah artinya dengan kekuatan. Kekuatan apa saja yang sepatutnya dimiliki oleh orang-orang soleh. Baik itu kekuatan fisik, mental, ilmu, harta, dan lainnya.
Dalam Surah Al-Anfal ayat 60, Allah subhanahu berfirman, “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki….”
Ayat ini memberikan isyarat bahwa misi kebaikan yang disebarkan akan memiliki potensi risiko perlawanan dari mereka yang jahat. Karena itulah, siapkanlah kekuatan.
Hal ini kembali lagi manfaatnya untuk diri kita sendiri. Yaitu, agar kita menjadi orang soleh yang berani dan percaya diri.
Bukan orang soleh yang penakut dan hanya mencari keselamatan untuk diri sendiri. [Mh]