DOA orang soleh ada yang sangat makbul, doa baiknya maupun buruknya. Berhati-hatilah dengan doa buruk dari mereka.
Ada seorang sahabat Nabi bernama Said bin Zaid radhiyallahu ‘anhu. Sosok ini begitu istimewa. Hal ini karena doanya sangat makbul. Termasuk doa keburukannya.
Beliau lahir sekitar lima belas tahun sebelum kenabian. Namun begitu, meski saat itu belum ada Rasul, Said tidak pernah menyembah berhala, tidak juga memakan makanan yang disembelih atas nama berhala. Beliau mengikuti agama Nabi Ibrahim alaihissalam.
Said pula yang mengantarkan Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu menemukan Islam. Ya, Said merupakan ipar dari Umar. Karena istrinya, Fatimah binti Khaththab merupakan adik dari Umar bin Khaththab.
Menariknya, istri Umar bin Khaththab adalah kakak dari Said. Namanya Atikah binti Zaid. Bahkan, hubungan Said dengan Umar adalah saudara sepupu, karena ayah mereka kakak adik. Jadi, hubungan kekeluargaan keduanya begitu sangat dekat.
Said dikenal begitu rajin di semua aktivitas dakwah Rasulullah, termasuk jihad. Sayangnya, Allah mentakdirkan beliau tidak ikut di perang pertama umat Islam, yaitu Perang Badar.
Beliau tidak ikut bukan karena malas atau ada urusan pribadi. Saat perang itu berlangsung, Said sedang mendapatkan tugas intelijen dari Rasulullah untuk mengkonfirmasi sebuah berita penting di negeri Syam yang jaraknya lebih dari seribu kilometer dari Madinah.
Doa begitu Makbul
Kalau sebagian besar para sahabat Nabi di masa jahiliyahnya tergolong musyrik. Tapi, tidak demikian dengan Said. Sebelum Nabi diutus pun, beliau tidak pernah musyrik. Masya Allah.
Inilah mungkin sehingga doanya begitu istimewa di sisi Allah subhanahu wata’ala. Termasuk doa buruknya.
Dalam sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, seorang wanita bernama Arwa memperkarakan rumah Said bin Zaid.
Saat itu, Said tidak melawan. Ia mengatakan, “Biarkan dia. Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa siapa yang mengambil sejengkal tanah yang bukan haknya, maka pada hari kiamat, tanah itu akan dikalungkan padanya dalam tujuh bumi.”
Ia juga mengatakan, “Ya Allah, jika ia dusta, butakanlah penglihatannya, dan jadikanlah rumahnya sebagai kuburannya.”
Benar saja, wanita itu menjadi buta. Dan ketika ia sedang berjalan meraba-raba di dalam rumahnya, ia terjatuh kedalam sumur di rumahnya. Dan sumur itu pun menjadi kuburannya.
Said bin Zaid wafat di usia tujuh puluh tahun lebih, di tahun ke-51 hijriyah di Madinah. Beliau wafat di hari Jumat.
**
Salah satu bentuk penghormatan kepada orang soleh, terlebih lagi seorang ulama dan mujahid, adalah memintakan doa kebaikan darinya. Dan berhati-hatilah dengan doa keburukannya (sumpahnya). Karena doanya begitu makbul.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Berhati-hatilah dengan firasat orang mukmin, karena ia melihat dengan cahaya Allah.” (HR. Tirmizi) [Mh]