DOSA merupakan kekurangan seorang mukmin. Bagaimana jika seseorang merasa bahwa dosanya sedikit?
Pernahkah kita merasa bahwa dosa kita sedikit. Atau lebih dahsyat lagi, merasa tidak memiliki dosa sama sekali.
“Saya yakin akan masuk surga. Sepertinya, saya tidak punya dosa sama sekali!” seperti itu kira-kira yang tercetus dalam hati.
Perasaan ini biasanya tidak dirasuki oleh mereka yang sering bergelimang dengan dosa. Mungkin karena pekerjaan yang buruk, berada di lingkungan yang ‘kotor’, atau rutinitas yang jauh dari kesolehan.
Mereka yang sering bergelimang dosa begitu memaklumi bahwa dirinya banyak dosa. Karena itulah jika mereka dinasihati, mereka umumnya akan menerima bahwa itulah kekurangan mereka.
Namun, bayangkan jika ada orang soleh yang jauh dari lingkungan buruk, pekerjaannya baik, dan kebiasaannya terpuji.
Maka, di sinilah ujiannya. Orang seperti ini akan merasa bahwa dirinya punya sedikit dosa, atau tidak punya dosa sama sekali.
Perasaan ini akhirnya melenakannya untuk memperbanyak istigfar atau memohon ampunan kepada Allah. Buat apa banyak istigfar, rasanya tidak ada dosa yang dilakukan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mewanti-wanti dengan perasaan seperti ini. Karena hal itu akan menjadikan seseorang merasa ujub atau bangga diri.
Nabi bersabda, “Jika kalian tidak (merasa) berdosa, maka aku takut kalian ditimpa perkara yang lebih besar dari (dosa). Yaitu, ujub! Ujub!” (HR. Al-Baihaqi)
Inilah jebakan untuk orang soleh. Yaitu, penyakit ujub bahwa merasa diri sudah sangat bagus. Karena itu, tak perlu lagi beristigfar kepada Allah.
Padahal, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mencontohkan bahwa beliau beristigfar kepada Allah lebih dari seratus kali setiap hari.
Itulah teladan Rasulullah. Meski ia sudah dijamin terbebas dari dosa yang terdahulu maupun yang akan datang, tapi beliau tetap melazimkan istigfar.
Siapalah kita di banding Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sesoleh apa pun seseorang, ia hanya manusia biasa. Justru dengan ujub itulah, seseorang terjerembab pada kebinasaan di sisi Allah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berwasiat. “Tiga hal yang membinasakan: sifat kikir yang ditaati (konsisten), hawa nafsu yang selalu diikuti, dan ujub pada diri seseorang.” (HR. Ath-Thabrani)
Jadi, apa masih merasa bahwa diri punya sedikit dosa? Cepatlah untuk beristigfar, agar kita tidak terjebak sifat ujub yang membinasakan. [Mh]