ALLAH subhanahu wata’ala berfirman, “Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6)
Seorang atheis asal Inggris bernama Rahim Jung pernah tercerahkan dengan Al-Qur’an melalui dua ayat di atas.
Ayah dari penyanyi muslim, Harris J, ini lahir dari ayah muslim yang tidak taat dengan seorang ibu yang atheis.
Pamannya bersikeras mengajaknya untuk kembali ke Islam, seperti mengajaknya ke masjid untuk rajin ibadah. Tapi, ia tidak tertarik.
Dalam batinnya ia berkata, “Tuhan, kalau engkau ada, tunjukkan pada diriku ini.”
Tak lama, Rahim mengalami kesulitan hidup luar biasa. Karirnya hancur secara tiba-tiba. Kekasihnya pun tak mau lagi bersamanya. Pendek kata, semua dunianya yang ia bangga-banggakan hancur begitu saja.
Untuk pertama kalinya, akhirnya ia mau membuka mushaf Al-Qur’an dengan terjemahan bahasa Inggris. Dan ayat yang ia temukan saat itu adalah fainna ma’al ‘usri yusra, inna ma’al ‘usri yusra.
Ayat itu menyetrum spiritnya untuk bisa bangkit. Dan terbukti, memang ia akhirnya bisa bangkit seperti semula. Sejak itu ia menyadari, itulah cara Allah menegurnya untuk kembali ke jalan Islam.
Imam Ibnu Katsir menafsirkan dua ayat ini melalui kaedah bahasa Arab. Menurutnya, kata ‘usri yang artinya kesulitan tersebut di ayat itu dalam bentuk isim ma’rifah yang artinya tertentu. Meski disebut dua kali, tapi kesulitannya itu-itu juga atau hanya satu.
Tapi, kata yusra tersebut di ayat itu dalam bentuk isim naqirah yang artinya umum atau tidak tertentu. Dengan begitu, dua kata yusra yang ada di dua ayat itu artinya ada dua kemudahan.
Kesimpulannya, satu kesulitan diikuti oleh dua kemudahan. Dalam sebuah hadis, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Tidak mungkin satu kesulitan bisa mengalahkan dua kemudahan.”
Inilah makna optimisme dari ayat itu. Bahwa Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Kasih dan Sayang, tidak menurunkan sebuah kesulitan melainkan diiringi dengan dua kemudahan.
Imam Syafi’i rahimahullah memberikan tips sederhana dalam menghadapi kesulitan hidup, “Kuncinya hadapi dengan sikap sabar.”
Sabar artinya tetap istiqamah meski dalam keadaan susah. Tetap ikhtiar dan tidak mengeluh. Solusi itu butuh waktu. Suatu saat kemudahan akan datang menghapus kesulitan. [Mh]