TEMPAT yang tinggi menyuguhkan banyak keindahan. Meski detailnya buruk, potret besar dari ketinggian tetap indah.
Dua kakak beradik menikmati liburan bersama ayah ibunya di sebuah pegunungan. Mereka begitu takjub dengan pemandangan menawan.
Keduanya minta izin ke ayah ibunya untuk menaiki sebuah menara. “Hati-hati, ya. Jangan naik terlalu tinggi!” ucap sang ibu. Keduanya mengangguk.
Menara itu memiliki beberapa lantai. Tiap lantai bisa dicapai dengan menaiki sejumlah anak tangga.
“Tangga yang melelahkan, tapi menyuguhkan keindahan yang lebih menawan,” ucap sang kakak saat tiba di lantai dua. Keduanya pun duduk-duduk beberapa saat.
Mereka melihat beberapa orang menaiki tangga menuju lantai tiga. “Kak, mungkin di atas sana lebih bagus lagi pemandangannya,” ucap sang adik.
Keduanya pun menapakai lagi anak tangga. Semangatnya untuk melihat yang lebih bagus membuatnya tak peduli dengan anak-anak tangga yang lebih banyak lagi.
“Wow, indahnya!” ucap sang keduannya hampir bersamaan. Dari ketinggian itu, potret besar keindahan gunung dan lembah tergambar jelas.
“Ternyata, semakin tinggi posisi kita, pemandangan semakin mempesona,” ucap sang kakak yang diangguki sang adik.
**
Ketinggian buat sebagian orang mungkin menakutkan. Ada risiko yang lebih besar jika terjatuh. Tidak heran jika umumnya orang akan nyaman di posisi ‘biasa’, tanpa ‘ketinggian’.
Namun, ‘ketinggian’ seiring dengan risiko dan beratnya pendakian, akan menyuguhkan potret besar sebuah keindahan. Detail-detail yang sebagiannya buruk jika dari dekat, tertutup dengan potret besar itu.
‘Ketinggian’ bisa didaki dengan ilmu dan kesungguhan. Mereka yang biasa menatap dari ‘ketinggian’ tidak mudah terprovokasi dengan detail-detail yang mengecewakan di bawah. Karena ‘ketinggian’ selalu menyuguhkan keindahan, meskipun ada detail yang buruk.
Karena itu, belajarlah dan berusahalah untuk selalu melihat dari ‘ketinggian’. Hal ini agar kita tidak diombang-ambing kekecewaan. [Mh]